Fanfic : The Uchisen Team chap. 1
Title : The Uchisen Team
Genre : Adventure, Friendship & Humour
Rate : T
Main Chara : Naruto & Sasuke , Hashirama & Madara , Tobirama & Izuna
Summary :
Bagaimana
jadinya jika setelah setahun Konoha terbentuk, Madara, Hashirama, Izuna
dan Tobirama tiba-tiba saja terhisap kedalam sebuah lubang hitam dan
malah berakhir di Konoha masa depan? Dan yang lebih parah.. ukuran tubuh
mereka kembali ke wujud anak umur 13 tahun! Apa yang sebenarnya
terjadi? Check it out^^..
Warning : OOC
Madara and Tobirama(Soalnya klo di canon kan mereka itu dingin
sifatnya..), Semi-Canon, Dan sekedar catatan, umur mereka berempat itu
13 tahun dan rookie 12 disini 12 tahun..dan satu lagi…maap ya kalo
humornya garing..soalnya aq gk pinter-pinter amat bikin humor..hehe..
Happy Reading and Please give me your review and please don't flame if you don't like this story^^
Chapter 1 'Prologue'
.
.
Pagi hari dikediaman klan Senju, terlihatlah seorang pria berambut hitam panjang sepunggung yang sedang menyecap ocha pagi hari buatan adiknya itu. Pria itu sedari tadi hanya tersenyum-senyum sendiri sembari menyecap kembali ochanya dan membaca koran pagi hari.(Anggap aja udah ada koran..hehe).
"Ah… ocha buatanmu tetaplah yang terbaik Tobi" Puji pria beryukata berwarna putih itu.
"Ya ya ya..jangan banyak mengoceh Aniki. Cepatlah habiskan ochamu dan sarapanmu itu dan segera berangkatlah kekantor Hokage. Banyak pekerjaan bertumpuk yang menunggumu disana" Ucap Tobi yang tak lain adalah adik dari pria tadi. Hashirama Senju sang Shodaime Hokage.
"Mou..Kau tega sekali..masa Kau sampai sebegitu teganya mengusir Anikimu yang paling tampan seantero Konoha ini? Bahkan Madara saja mungkin masih kalah tampan denganku" Ucapnya dengan penuh percaya diri.
Kantor Hokage..
"Huachi!" Tiba-tiba seorang pria berambut panjang yang terlihat sedang menata beberapa scroll dan tumpukan-tumpukan kertas yang berserakan di kantor Hokage itu bersin dan membuat tumpukan-tumpukan kertas yang tadinya sudah tersusun rapi menjadi berantakan layaknya gedung reruntuhan yang diserbu ombak tsunami.
Pria tadi yang baru saja bersin pun menggesek-gesek bagian bawah hidungnya dan kedua matanya pun terbelalak kaget saat melihat 10 tumpukan kertas yang baru saja Ia susun 1 jam yang lalu menjadi tergeletak tak berdaya di lantai.
Terlihat pula perempatan muncul disisi kanan dahinya dan dengan penuh perasaan Ia berteriak..
"TERKUTUK KAU KERTAS LAPORAN YANG TIDAK PERNAH ADA HABISNYAAA! Dan…SIAPA ORANG BODOH YANG SEDANG MEMBICARAKANKU SAAT INI HAH!?" Dan itu pun membuat semua Anbu yang bertugas menjaga disekitar ruang kantor Hokage itu mengalami tuli mendadak.
Sementara itu di Kediaman Senju..
Dan setelah berbicara seperti itu, secara tiba-tiba Hashirama seperti melihat sesuatu yang muncul didalam otaknya dan itu terlihat seperti Hashirama-Hashirama kecil yang berlari-lari kesana kemari seperti dikejar-kejar oleh banteng mengamuk.(Kayak Spongebob lho..kalian tau kan yang episode pas squidward jadi pemilik restoran? Nah..anggep aja Hashirama kyk spongebobnya yang pas ada scene didalam otaknya ada spongebob-spongeob kecil yang lari-larian..hehe).
Dan Hashirama seketika mendeteksi bahaya dan langsung saja menghindari 3 buah piring terbang yang baru saja dicuci oleh adik tercintanya itu.
"Berani bicara lagi, bukan hanya piring terbang saja yang melewati kepalamu.." Ancam Tobi sembari memperlihatkan 3 buah katana pendek yang ada ditangan kanannya..
Hashirama yang melihatnya hanya meneguk ludahnya dengan agak susah.
"Y-Ya..A-Aku mengerti" Ucap Hashirama dengan nada agak gugup dan juga sweatdropped karena melihat adiknya yang bertemperamen tinggi.
Skip Time..
.
Pukul 9 pagi dan Hashirama terlihat baru sampai di kantor Hokage. Ia berjalan menyusuri koridor dengan memakai baju Hokage miliknya dan sembari memasang senyum manisnya saat Ia mendapati beberapa shinobi yang melewati koridor Hokage Tower.
Akhirnya Hashirama sampai tepat didepan pintu ruang kerjanya dan kemudian Ia memasuki ruangannya setelah sebelumnya Ia memutar kenop pintunya itu.
Cklek!
Saat Hashirama memasuki ruangan kerjanya itu, Ia langsung memanggil satu nama yang langsung terlintas dibenaknya saat melihat seorang pria bersama bertumpuk-tumpuk kertas di tengah-tengah ruangannya.
"Madara?" Panggilnya dan melihat kearah 5 bunshin Madara yang duduk melingkar seperti sedang lesehan ditengah-tengah ruang kerjanya.
"Hn? Kenapa?" Tanya Madara dengan nada sewot. Hashirama yang mendengar nada pertanyaan Madara yang sepertinya baru saja marah-marah itu sendiri pun menjadi bingung. Setelahnya Ia pun ikut duduk dilantai bersama Madara dan kelima bunshinnya.
"Hei, Kau kenapa hah? Kau ini tiba-tiba saja marah-marah sendiri. Mirip seperti remaja yang baru diputusin pacarnya. Atau Kau memang sudah pacaran dan akhirnya malah diputusin eh?" Tiba-tiba setelah sahabatnya itu duduk, Hashirama bertanya kepada Madara dan dengan mendengar pertanyaan dari Hashirama saja sudah membuat Madara sakit kepala karena menahan amarah.
"Arggghh! Apa sih yang Kau bicarakan dobe? Asal Kau tahu ya, Aku sengaja datang pagi-pagi kesini untuk membantumu menyelesaikan setengah dari pekerjaanmu karena Aku ingin mengajakmu bertarung untuk menghilangkan penatku karena urusan klan dan tepat saat jam 8 tadi, Aku merasa seseorang sedang membicarakanku dan membuat 10 tumpukan kertas laporan yang baru saja kuselesaikan dalam waktu satu jam itu jatuh semua kelantai. Andai saja Aku mengetahui siapa orang itu, akan kubakar dia hidup-hidup dengan Amaterasuku..khu khu khu.." Setelah menjelaskan kesialan yang menimpa dirinya barusan, Madara pun tertawa jahat sembari berimajinasi jika pelakunya itu sudah Ia ketahui.
Sayangnya Ia tidak tahu kalau pelakunya adalah Hashirama itu sendiri yang sedang duduk tepat disebelahnya dan Hashirama menjadi pucat pasi saat mendengar perkataan Madara tadi.
'Hanya untuk mengajakku bertarung eh?. Tapi semoga saja Ia tidak tahu kalau pelakunya itu Aku' Batin Hashirama sweatdropped.
Madara pun menghentikan tawa sarkasnya dan melirik ke wajah pucat Hashirama.
"Kau kenapa hah?" Tanya Madara dengan nada khasnya itu.
"T-Tidak.. A-Aku hanya merasa kepanasan saja.." Bohong Hashirama dan sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak kepadanya hari ini karena Madara terlihat mengangguk setelah mendengar alasannya tadi.
"Hm..kalau begitu, kita cepat-cepat selesaikan ini karena Aku sedang ingin bertarung denganmu hari ini. Kau mengerti dobe?" Tanya Madara dan kembali mengerjakan bagiannya karena profesinya sebagai asisten sekaligus penasihat Hokage.
"Ya ya baiklah.. tapi, apa Kau tidak bosan terus-terusan melihat wajah tampan sahabatmu ini disetiap pertarungan kita huh?" Ucap Hashirama dengan nada narsis dan membuat Madara tersenyum seketika.
"Ya..benar..Kau adalah orang paling tampan nomor satu di Konoha.." Ucapan Madara membuat Hashirama sangat sangat senang. Ia tidak menyangka jika sahabatnya akan berkata seperti ini akhirnya.
"Ya..paling tampan nomor satu.." Gumam Madara dan membuat Hashirama menoleh kearahnya dengan tatapan bingung namun masih dengan wajah ceria.
"Dari belakang" Ucap Madara sembari tertawa terbahak-bahak saat melihat ekspresi Hashirama yang tiba-tiba saja berubah.
"Hei..Aku juga tidak sejelek yang Kau kira.." Ucap Hashirama yang seketika dipenuhi aura kehitaman dibelakang punggungnya.
"Ya. Aku tahu itu dasar bodoh. Sudah ayo kita cepat selesaikan kertas-kertas sialan ini" Ajak Madara dan Hashirama kembali mengangguk senang karena efek dari moodnya yang cepat berubah itu
.
.
Kedai Dango..
"Nyam-nyam.." Terdengar suara seperti seseorang yang sedang mengunyah makanan.
"Ah..dango disini enak sekali! Paman, tambah satu lagi!" Ucap pria tadi sembari memamerkan senyuman manisnya dan membuat beberapa wanita yang berada di kedai dango itu menjadi blushing sendiri.
"Ya. Tunggu sebentar!" Dan dengan itu, pemilik kedai dango tadi cepat-cepat mengambil pesanan yang dipesan pria 'cantik' tadi.
Sambil menunggu pesanannya datang, tiba-tiba seorang Anbu datang dalam kepulan asap.
"Maaf mengganggu waktu bersantai Anda, Izuna-sama.." Ucap Anbu tadi membuka pembicaraan.
Izuna, nama pria tadi hanya tersenyum mendengar perkataan Anbu tadi.
"Tidak apa-apa Inu-san. Jadi ada apa Kau mencariku?" Tanya Izuna dengan nada ramah.
"Tobirama-sama meminta untuk bertemu dengan Anda di Akademi ninja saat ini juga. Dia bilang Dia memiliki suatu hal yang harus dibicarakan dengan Anda." Ucap Anbu itu.
"Hm..begitukah?. Baiklah kalau begitu Kau boleh pergi Inu-san" Ucap Izuna dan seketika Anbu tersebut menghilang dengan kepulan asap setelah mengangguk kepada Izuna.
"Paman, pesananku dibungkus saja!" Teriak Izuna lagi dan Ia mendengar teriakan 'Ya' dari bagian dapur kedai ini.
.
Akademi Ninja.
Izuna berjalan dengan santai sembari membawa bungkusan dango yang baru saja Ia pesan untuk dibungkus dari kedai dango tadi.
Sembari berjalan melewati koridor Akademi Ninja, Izuna melihat seorang pria berambut putih dengan gaya spike yang sedang berbicara dengan salah satu guru di Akademi Ninja. Izuna pun menghampiri pria berambut putih itu.
"Tobi!" Panggil Izuna dengan nada ramah. Tobirama yang merasa dipanggil pun menoleh kearah samping kanannya dan terlihatlah pria yang telah Ia tunggu dari tadi.
"Salah satu Anbu tadi mengatakan padaku kalau Kau ingin membicarakan sesuatu denganku. Apa itu?" Tanya Izuna to the point. Tobirama yang mendengar pertanyaan Izuna pun mengangguk.
"Ya. Jadi begini, Aku ingin Kau menemaniku ke bagian selatan hutan Konoha karena salah satu penjaga disana melaporkan ada sebuah kawah yang tiba-tiba saja terbentuk disana. " Ucap Tobirama.
"Hm..apa maksudmu ledakan yang semalam itu?" Tanya Izuna dan Ia pun mendapatkan jawaban dari Tobirama.
"Sebenarnya kemarin malam Aku ingin mengecek kesana, sayangnya kemarin malam Aniki tiba-tiba sakit perut dan karenanya Aku harus menjaganya sampai pukul 3 pagi" Izuna yang mendengar penjelasan Tobirama pun mengangguk kecil sembari tersenyum kikuk.
"Hm..apa sebaiknya kita mengajak Aniki kita?" Tanya Izuna.
"Mereka bilang mereka akan menyusul kita nanti karena mereka ingin pergi ke perpustakaan Konoha untuk mengambil sebuah buku." Jelas Tobirama dengan nada kesal.
"Eh? Bukannya Aniki banyak kerjaan ya?" Izuna lagi-lagi kembali bertanya dan Ia pun mendapatkan jawaban berupa gelengan dari Tobirama.
"Mereka meninggalkannya pada bunshin mereka.." Ucap Tobi dengan nada lesu.
"Souka..kalau begitu, ayo kita pergi kesana duluan" Ajak Izuna dan Tobi hanya mengangguk kecil sebelum pamit kepada Raidou untuk pergi duluan.
.
.
Skip Time…
Akhirnya setelah memakan waktu selama 15 menit karena mereka berlari kecil kelokasi tempat dimana ledakan tiba-tiba itu terjadi, mereka berdua pun sampai duluan disana dan melihat-lihat kedaan sekitar.
"Apa kemarin malam tidak ada Anbu yang berjaga disini?" Tanya Izuna pada pria Senju berambut putih itu.
"Ada sekitar 10 orang Anbu. Aku juga baru mendapat laporannya tadi pagi." Jawab Tobi singkat dan mereka pun menelusuri daerah tersebut dalam keadaan hening.
Izuna yang memang kebetulan hari ini sedang memakau sarung tangan yang sama seperti Anikinya itu pun mengambil sebuah batu kecil yang ada didalam kawah yang kedalamannya mencapai 2 meter dari posisinya berdiri semula.
Izuna mengaktifkan sharingannya mencoba meneliti batu kecil tersebut karena Ia memiliki perasaan aneh dengan batu itu. "Apa ini perbuatan salah satu shinobi yang menyusup ke Konoha?" Tanya Tobi pada dirinya sendiri. Izuna yang mendengarnya pun menyahutinya.
"Sepertinya bukan pekerjaan oleh shinobi,Tobi. Coba Kau kesini" Ajak Izuna setelah mengeluarkan isi pikirannya kepada Tobirama.
"Memangnya ada apa dengan batu itu?" Tanya Tobirama bingung.
Izuna menarik nafas dalam-dalam sebelum Ia mencoba menyampaikan isi pemikirannya.
"Sebetulnya, sekilas batu ini memang terlihat seperti batu biasa yang biasanya kita temukan dijalanan. Namun, tadi Aku mencoba mengecek batu ini dengan Sharinganku dan setelahnya Aku melihat batu ini mengeluarkan aura berwarna putih kehitam-hitaman dan Aku juga merasa seperti ada sesuatu didalamnya." Jelas Izuna panjang lebar. Tobirama yang mendengarnya mencoba mengambil kesimpulan.
"Apakah batu ini juga termasuk pecahan dari batu besar disana?" Tanya Tobirama sembari menunjuk kearah sebuah batu besar yang sebenarnya jika mereka lihat dengan teliti, mereka akan melihat ada sebuah tanda pentagram disana.
"Bisa dibilang iya.."
Sementara itu dengan HashiMada..
"Ini.." Madara menggumam setelah Ia membaca sebuah buku di perpustakaan Konoha bersama Shodaime Hokage Konoha a.k.a Hashirama. Hashirama yang juga baru saja membaca buku itu juga menatapnya dengan tatapan tidak percaya.
"Jadi, komet itu aktif selama 2 hari setelah jatuh?" Tanya Hashirama pada Madara mencoba untuk memastikan analisanya.
Madara yang mendengarnya mengangguk dan tiba-tiba mereka teringat sesuatu dan membuat jantung Madara berdetak dengan cepat.
"Tunggu! Apa sebelum kita kesini, Kau menyuruh Tobirama untuk mengajak Izuna untuk menemaninya untuk meneliti lokasi itu?" Tanya Madara tiba-tiba dan membuat Hashirama tersentak kaget.
"Ya ampun! Kita harus cepat-cepat kesana sebelum pintu gerbang dimensinya terbuka atau tidak mereka tidak akan pernah bisa kembali kesini lagi!" Teriak Hashirama dengan nada panik.
"Tentu saja bodoh! Dibuku tertulis komet itu datang 2000 tahun sekali dan bisa dibilang kemarin bertepatan dengan genapnya 2000 tahun yang telah berlalu" Jawab Madara.
"Kalau begitu, Kita pergi sekarang!" Ajak Hashirama dan seketika Ia menghilang dengan shunsin, begitu juga dengan Madara.
Sementara itu di lokasi terjatuhnya komet fujisaki ( ini nama karangan dan penjelasannya juga Cuma karangan Author..).
Grek! Grak!
Tiba-tiba, terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Pasalnya, setelah Tobi dan Izuna menyelidiki tempat itu dan karena mereka juga ingin bertanya kepada Aniki mereka tentang benda apa ini sebenarnya karena Izuna bilang ini bukan batu biasa, tiba-tiba saja mereka melihat batu-batu kecil yang berada disekitar batu besar berlogo pentagram itu terapung keatas dan membuat Izuna dan Tobirama kaget setengah mati.
"Ap-Apa jangan-jangan..batu itu berhantu?" Izuna bertanya kepada Tobirama sembari bersembunyi dibalik punggungnya. Tobirama sweatdropped mendengar pertanyaan Izuna.
"Jangan bilang kalau Kau takut pada hal bodoh bernama hantu?"
"Begitulah"
Dan tepat saat Izuna menjawab, mereka berdua merasa seolah-olah mereka tertarik kearah batu tersebut dan mereka menjadi kaget kembali saat melihat sebuah portal berwarna hitam pekat yang tiba-tiba saja muncul diatas logo pentagram tersebut yang muncul secara tiba-tiba disana.
"Gawat!" Gumam Izuna karena Ia maupun Tobi tidak sanggup melawan daya tarik portal tersebut.
Grep!
Sepasang tangan muncul dan menarik tubuh Izuna dari arah belakang.
"Izuna! Pegang tubuh Tobi dengan erat!" Perintah Madara dari arah belakang. Dan dibelakangnya,terlihat pula Hashirama yang ikut menahan mereka dengan dibantu dengan jutsu Mokutonnya.
Madara melihat sekelilingnya. Pohon-pohon yang tertarik-tarik karena daya tarik dari portal itu dan..
"Anehnya..kenapa tidak ada satupun ninja Konoha atau Anbu yang membantu kita disini? Kemana mereka semua?" Teriak Madara marah-marah.
"Aku..juga…tidak..tah-AH!" Sebelum menyelesaikan perkataanya tadi, tanpa sengaja pegangan Hashirama melemah pada batang kayu dari jutsu mokutonnya dan akhirnya mereka berempat terhisap kedalam portal hitam tersebut.
Dan setelah kejadian itu, batu komet raksasa itu tiba-tiba menghilang dari sana dan ditambah dengan kerapihan area tersebut yang menjadikannya seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa disana.
.
.
Konohagakure no sato : Era Sandaime Hokage..
Zwung!
Tiba-tiba saja sebuah portal berwarna hitam muncul disana dan mengeluarkan empat orang anak kecil yang terlihat pingsan. Ya. Keempat anak itu adalah Madara, Hashirama, Tobirama dan Izuna yang terkapar pingsan di sebuah hutan yang lokasinya cukup dekat dengan gerbang utama Konoha.
"Unghh.." Kemudian salah satu dari mereka membuka matanya dan tampaklah sepasang mata onyx yang berkedip pelan. Ia adalah Madara yang baru saja tersadar dari pingsanya.
"Ugh..sialan.." Gerutu Madara sembari mencoba bangkit dari posisi tidurnya ditanah tadi. Namun Ia pun menyadari keanehan yang melanda dirinya.
Madara melihat kebagian bawah tubuhnya dan mendapati kalau ukuran bajunya tiba-tiba saja membesar..
'Atau itu ukuran tubuhku yang mengecil?' Batin Madara. Mencoba memastikan, Ia pun menengok kearah 3 orang lainnya dan mendapati mereka berakhir sama dengan dirinya.
'Sepertinya isi buku itu benar semua' Batin Madara sembari mengingat isi buku itu. Ia tidak menyangka bahwa hal seperti ini akan terjadi padanya, adiknya dan juga kedua Senju itu.
Skip Time…
Setelah mereka bertiga mendengar penjelasan Madara atau bisa dibilang pendapat Madara, mereka berencana untuk kembali menuju Konoha dengan tampilan mereka yang masih mengenakan baju mereka masing-masing namun dengan ukuran yang kebesaran.
At Konoha's Gate..
"Hei Izumo..lihat keempat anak kecil itu" Tunjuk Kotetsu kearah empat anak kecil yang menuju kearah gerbang utama Konoha.
"Ya..kenapa? Apa maksudmu ukuran baju mereka yang kebesaran itu?Heheh" Ucap Izumo sembari tertawa kecil.
"Bukan bodoh..maksudku, kali ini Kau yang bertugas menanyakan mereka. Hari ini kan Aku terus dari tadi yang bekerja sementara Kau malah asik membaca buku novelmu itu." Ucap Kotetsu.
"Ya.." Jawab Izumo sembari menutup bukunya kemudian bertanya kepada keempat anak itu.
Well..agak aneh melihat mereka menggunakan headband Konoha, padahal Izumo maupun Kotetsu yakin kalau mereka tidak pernah melihat keempat anak ini. Apalagi 2 anak kecil yang memakai baju klan Uchiha.
"Koniichiwa.. ada keperluan apa kalian datang ke Konoha?" Tanya Izumo dengan nada ramah.
"Kami ingin bertemu Hokage" Ucap Madara singkat dengan nada datar.
"Hei Madara, jangan seperti itu bicaranya. Kau ini galak sekali huh.." Ucap Hashirama.
"Diam Kau Senju! Itu sudah bagian dari sifatku tahu!" Sahut Madara.
Kemudian Madara pun berbalik lagi menghadap Izumo.
"Antarkan kami!" Perintah Madara dan Izuma hanya mengangguk kecil karena anak itu cukup galak dan yah.. Ia tidak mau ada masalah terjadi dan membuatnya harus mengpause bacaan novelnya itu.
.
At Hokage's Tower..
Hiruzen menatap tidak percaya saat melihat keempat anak yang berada didepannya. Terutama satu anak berambut putih dan satu lagi berwarna hitam.
"T-Tobi-sensei" Tanya Hiruzen. Tobirama menatap Hiruzen dengan tatapan datar.
"Ternyata Kau sudah tua sekali ya, Hiru-chan" Ucap Tobirama sembari menyeringai tipis.
"Tentu saja.. manusia tidak selamanya muda. Mereka akan menjadi tua lalu mati. Tapi, bukannya kalian berempat sudah mati?" Tanya Hiruzen.
"Hm..jika melihat jarak antara era kita dengan era disini, tentu saja kita seharusnya sudah mati sejak bertahun-tahun yang lalu. Asal Kau tahu, kami kesini karena.." Dan Tobirama pun menjelaskan secara panjang lebar kepada muridnya tentang apa yang terjadi kepada mereka.
"Begitu ya, Aku pernah membaca dibuku itu. Katanya kalau seseorang sudah terhisap keportal itu, mereka akan terjebak entah itu di masa lalu atau masa depan atau dimensi yang berbeda dengan umur mereka yang kembali menjadi 12 atau 13 tahun. Komet itu benar-benar menakutkan dan sangat berbahaya."Ucap Hiruzen.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu pun mengganggu pendengaran mereka dan kemudian terlihatlah seorang anak berusia sekitar 12 tahun dengan rambut berwarna pirang secerah mentari memasuki ruangan tersebut.
"Sandaime-jiji! Kenapa Kau terlambat?Bukannya Kau sudah janji untuk mentraktirku ramen jika Aku berhasil menguasai Henge?" Teriak anak itu dan membuat mereka semua harus menutup telinganya.
"Iya. Tapi Jii-san sedang ada urusan disini dan Kau harus menunggu sebentar" Ucap Hiruzen dan anak itupun mengangguk.
Anak itu kemudian berbalik dengan tujuan ingin duduk di sofa merah empuk favoritnya jika berada di kantor Sandaime. Namun saat Ia berbalik, Ia melihat seseorang dengan perawakan yang mirip dengan seseorang yang dikenalinya.
Dan tanpa malu ditambah rasa percaya diri tingkat tinggi, Ia berteriak sembari menepuk-nepuk pundak orang itu.
"Sasuke-teme! Apa yang Kau lakukan disini hah? Sudah, lebih baik Kau ikut Aku saja dan jangan sok penting dengan mendengarkan pembicaraan disini" Ucap Naruto dan kemudian ruangan menjadi hening seketika.
"Aku..bukan..Sasuke.." Ucap Izuna sembari tersenyum tipis.
"Aah… Go-Gomen. Kukira Kau adalah Sasuke. Kalian berdua terlihat mirip sih.."Ucap Naruto.
"Benarkah itu?" Tanya Izuna sembari tertawa kikuk.
"Jadi, Ojii-san, apa yang sebenarnya terjadi? Aku ingin Kau memberitahunya padaku! Jika tidak akan kucoret-coret semua patung wajah Hokage dan Aku tidak akan mau membersihkannya" Ucap Naruto.
Hiruzen sweatdropped mendengar ancaman Naruto yang menurutnya tidak terlalu penting. Lagipula Ia juga bisa menyewa Cleaning Service untuk membersihkannya.
Karenanya, Hiruzen pun menceritakannya setelah Ia mendapat anggukan dari sang Hokage pertama.
Setelah Naruto mendengarnya, tiba-tiba Naruto menengok kearah mereka berempat yang sudah tersenyum manis.
"Jadi..siapa namamu nak.." Tanya Hashirama.
"N-Naruto U-Uzumaki, H-Hokage-s-sama.." Ucap Naruto terbata-bata. Dia menjadi malu karena mengatakan akan mencoret-coret semua patung wajah Hokage dan terlebih dua diantara empat Hokage Konoha sedang berdiri didepan mata kepalanya sendiri, walaupun masih dalam wujud anak-anak.
"Uzumaki? Wah..ternyata Kau satu klan dengan istriku ya?" Teriak Hashirama sembari tersenyum lebar.
"Er.. Aku tidak tahu itu Ho-"
"Panggil kami semua dengan panggilan Aniki atau Nii-san saja..itu lebih baik daripada Kau harus memanggil kita semua dengan gelar." Ucap Hashirama menasehati.
"Baiklah, Hashirama-nii" Ucap Naruto senang
"Sudahlah.. setelah ini, Aku akan menyuruh wolf mencarikan pakaian untuk kalian semua dan kalian sementara bisa tinggal di apartemen bersama Naruto untuk sementara waktu karena Aku juga masih mencari apartemen baru untuk Naruto nanti. Jadi setelah Aku mendapatkan apartemen baru untuk Naruto, kalian semua bisa ikut pindah dan tinggal bersama Naruto nantinya."Jelas Hiruzen.
Madara pun terlihat mengangkat tangannya.
"Bagaimana kalau kami berdua tinggal di Uchiha compound mengingat kami adalah Uchiha dan Aku yakin mereka tidak akan terlalu curiga." Jelas Madara.
"Gomen Madara. Sebenarnya Klan Uchiha sudah dibantai sejak 5 tahun yang lalu" Ucap Hiruzen dan membuat mereka semua kaget, termasuk Naruto.
"Dibantai katamu?" Tanya Madara.
Hiruzen pun kembali menjelaskan secara panjang lebar kepada mereka semua dan meminta Naruto untuk tutup mulut karena Ia berada disini. Sebenarnya Naruto juga sempat disuruh keluar, tetapi Naruto menolaknya.
"Begitu.. Aku jadi penasaran dengan pemuda bernama Itachi Uchiha itu." Ucap Madara sembari menyeringai senang.
To be continued..
Fast NEXT
Comments