Fanfic The Uchisen Team Chap.3
Naruto by Masashi Kishimoto©
The Uchisen Team by Shiroi Kitsune-chan
Genre : Adventure, Friendship & Humour
Rate : T
Main Chara : Naruto & Sasuke , Hashirama & Madara , Tobirama & Izuna
Summary :
Bagaimana
jadinya jika setelah setahun Konoha terbentuk, Madara, Hashirama, Izuna
dan Tobirama tiba-tiba saja terhisap kedalam sebuah lubang hitam dan
malah berakhir di Konoha masa depan? Dan yang lebih parah.. ukuran tubuh
mereka kembali ke wujud anak umur 13 tahun! Apa yang sebenarnya
terjadi?.
Preview Chapter…
"Hei Madara" Panggil Hashirama sembari memasukan kedua tanganya kedalam saku celananya.
Madara yang sedang melamuni hasil observasinya tadi tentang kakek tua berperban itu pun langsung tersadar dari lamunannya dan kemudian menoleh kearah Hashirama
"Apa?" Tanya Madara singkat.
"Apa yang Kau pikirkan tentang tempat ini, Madara?" Tanya Hashirama
Madara melirik kearah sahabatnya itu. Dan seutas senyuman terukir di wajah tampannya.
"Aku cukup suka dengan tempat ini, tapi hanya menyukai beberapa orang saja dan mereka adalah yang peduli dengan Naruto." Ucap Madara. Hashirama tersenyum mendengar jawaban sahabatnya.
"Kau akan berusaha melindunginya seperti Kau berusaha melindungi Izuna-kun, bukan begitu Madara?" Tanya Hashirama lagi.
"Ya.. anak itu.. mengingatkanku pada adikku yang sudah meninggal saat Ia masih berumur 7 tahun" Ucap Madara dengan raut wajah sedih.
'Bahkan umur adiknya sama seperti saat Kawarama meninggal' Batin Hashirama yang ikut sedih juga saat mengingat kematian adiknya dulu saat era perang antar klan terjadi.
End of flashback..
.
Chapter 3 : Move to the new apartemen and Sasuke meet with his ancestors
Hari kedua setelah Rapat Council
Lokasi : Forest of the death
.
"Hei" Panggil seorang anak berambut raven spike kepada temannya yang memiliki gaya rambut mangkok.
"Apa?" Tanya balik anak itu. Madara, nama anak berambut raven itu hanya menghela nafas. Ia benar-benar tidak mengerti situasi yang sekarang sedang mereka alami. Kenapa mereka harus ke Hutan Kematian?. Memangnya apa yang mau dilakukan si Senju yang telah menjadi rivalnya selama bertahun-tahun itu?. Berburu kecoa?. Atau tikus?. Dan semoga saja tidak keduanya karena Madara paling benci (baca : takut) dengan yang namanya kecoa.
"Kita mau melakukan apa disini?" Tanya Madara sembari mengipas-ngipas badannya yang kegerahan dengan kipas bermodel lambang klan Uchiha. Izuna dan Tobirama hanya diam saja sembari mendengarkan pembicaraan kedua kakak mereka.
"Hm..melakukan apa ya? Hayo..coba tebak" Hashirama kembali menjahili sahabatnya itu dan membuat perempatan kembali muncul di kepalanya.
Sring!
Madara mengaktifkan sharingannya karena sudah mulai kesal dengan kejahilan Hashirama. 'Perasaan waktu kecil nih anak kagak begini deh' Batin Madara sweatdropped.
Hashirama yang melihat sharingan aktif di kedua mata Madara pun langsung memasang pose bertarungnya dengan kedua telapak tangan yang disatukan.
"Awas! Maddie-chan marah!" Teriak Hashirama dengan tawa jahil yang terpampang di wajah childish nya itu. Izuna dan Tobirama yang mendengarnya sweatdropped ditempat.
TWITCH!
Dan, perempatan yang ada di kepala Madara pun bertambah lebih banyak dari yang sebelumnya. Sekarang ini,Ia ingin sekali mengirim si Dobe itu masuk rumah sakit.
'Dasar Aniki bodoh.' Gumam Tobirama sembari menghela nafas karena pusing memikirkan Kakaknya itu.
'Aku hanya berharap Hashi-san tidak masuk rumah sakit' Batin Izuna yang melihat tingkah Hashirama dan Madara dengan senyum kikuk.
"Teme! Susano'o!" Teriak Madara marah dan mencoba mengaktifkan Susano'o miliknya.
"Hoho..Mokuton no jutsu!" Ucap Hashirama yang masih diselingi dengan senyum jahilnya tadi. Sungguh. Baru kali ini Ia bisa dengan puasnya menjahili sahabatnya itu
Dan..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Krikk-krikk..krikk-krikk..
.
Tidak ada satupun jutsu yang keluar. Madara hanya menatap bingung Hashirama, sementara Hashirama menatap Madara juga dengan pandangan bingung.
'Aneh..biasanya tanpa kuucapkan juga Susano'oku sudah bisa keluar dengan sendirinya' batin Madara.
"Hoi, apa yang terjadi hah?" Tanya Madara dengan nada seperti orang ngajak berkelahi. Atau sebenarnya mereka memang sudah berkelahi?. Hashirama yang mendengar pertanyaan dari Madara juga menggeleng.
"Aku juga tidak tahu Maddie..kurasa..ini karena kita kurang latihan?" Ucap Hashirama dengan nada bertanya. Madara kembali memasang deathglare lagi ke Hashirama karena Ia memanggilnya dengan panggilan menjijikan itu lagi.
'Oh..hebat. Hashi-san beruntung tidak masuk rumah sakit kali ini.' Batin Izuna polos.
"Hm..bisa jadi karena kita kembali ke umur 13 tahun. Lagipula, bukannya Kau baru bisa menggunakan Mokuton saat umurmu 14 tahun Aniki?" Tanya Tobirama. Hashirama yang mendengarnya hanya menganggukan kepalanya. Ya..bisa jadi gara-gara itu.
"Kalau begitu, akan kupercepat saja karena rasanya terlalu lama menunggu tahun depan" Ucap Hashirama. Madara yang mendengarnya pun sweatdropped.
"Oi, tahun ini seharusnya umurmu kan 29. Tapi, karena kita ke umur 13 tahun lagi, Aku rasa umurmu tahun ini jadi 14 tahun" Jelas Madara. Hashirama yang mendengarnya pun mengangguk setuju.
"Begitu, kalau begitu, kita tinggal mempelajari lagi jutsu yang belum bisa kita keluarkan sekarang." Sahut Izuna yang ikut memberikan opininya.
"Hm.." Madara hanya mengangguk, tanda menyetujui opini adik manisnya itu. Namun Ia kembali teringat satu hal.
"Oh ya..Kau belum menjawab pertanyaanku tadi, Baka-dobe" Ucap Madara.
Hashirama yang mendengarnya pun hanya tersenyum watados dan meberikan dua jari yang membentuk tanda peace.
"Ok..sebenarnya Aku kesini hanya untuk melihat hutan ini saja." Jawab Hashirama singkat. Madara hanya ber'oh' ria saja, namun pada detik selanjutnya, Ia sudah mengepalkan tangan kanannya kuat-kuat dan bersiap untuk kembali membogem wajah Hokage pertama itu.
"Oh..Kau bilang hanya untuk melihat-lihat ya, hm?" Tanya Madara disertai dengan evil smirk dan aura berwarna hitam pekat yang menguar dari balik tubuhnya.
"Y-Ya.. t-tentu saja.. soalnya hutan ini Aku y-yang membuatnya. J-jadi tidak masalah b-bukan kalau kita kesini untuk me-melihatnya? L-Lagipula, kita bisa sekalian latihan disini" Jelas Hashirama dengan nada tergagap dan berharap kepada Kami-sama agar Ia terhindar dari yang namanya rumah sakit. Dan seolah-olah doanya dikabulkan oleh Sang Kami, tiba-tiba saja aura hitam yang ada dibelakang Madara menghilang.
"Hm..benar juga. Kalau begitu, ayo kita latihan disini" Ajak Madara. Hashirama yang mendengarnya hanya menghela nafas lega.
'Hah..Aku selamat' Batin Hashirama sembari mengelap keringat di dahinya.
.
Sementara itu dengan Team 7..
"Ini..makanlah.." Ucap seorang anak berambut raven ala chiken butt yang terlihat menyodorkan sebuah bento kepada seorang anak berambut pirang dengan wajah manis yang dipenuhi tiga garis kumis kucing di masing-masing pipinya.
"T-Teme.." Naruto berucap sembari berlinang air mata karena terharu, bukan karena iritasi ringan. Ia tidak menyangka kalau teman setimnya yang terkenal arogan, irit bicara dan pelit(?) itu bisa melakukan hal seperti ini.
Sakura yang melihatnya pun menjadi bingung sendiri. Bagaimana kalau Sensei mereka itu melihat apa yang sedang mereka lakukan sekarang?.
Namun, setelah Naruto menerima dua buah suapan bento yang Sasuke suapi, tiba-tiba muncul angin kencang didepan mereka dan ledakan di lokasi yang jaraknya tidak terlalu jauh dari mereka berada. Dan mereka bertiga pikir, Sensei mereka melihat apa yang mereka lakukan sehingga Sensei mereka mendramatisir kedatangannya dengan angin kencang dan ledakan tadi.
"Apa yang kalian lakukan!?" Tanya Kakashi dengan nada marah. Naruto hanya menelan ludahnya dengan sedikit usaha karena Ia agak ketakutan melihat 'Nii-san' nya dalam mode marah seperti itu.
"N-Nii-san.. jangan marahi Sasuke atau Sakura. Aku yang berhak menerima hukuman ini. Jadi jangan marahi mereka dan jangan gagalkan mereka" Pinta Naruto dengan nada sedih. Kakashi yang mendengarnya pun kaget. Bukan karena nada sedih yang terdengar dari mulut Naruto.
"Naruto, kutegaskan disini Kau memanggilku dengan panggilan Sensei dan bukan Nii-san lagi" Jelas Kakashi dengan nada lemah lembut yang membuat Sasuke dan Sakura cengo.
"Iya Kaka-sensei" Ucap Naruto. Kakashi yang mendengarnya hanya mengacak-acak rambut pirang Naruto. Kakashi pun menarik nafas panjang sebelum mengucapkan apa yang ada dipikirannya sekarang.
"Baiklah.. kalian semua..LULUS!" Ucap Kakashi. Seharusnya, dimana kita mendengar kalau kita lulus didalam sebuah ujian, kita pasti senang dan berteriak-teriak untuk melampiaskan kebahagiaan yang terpendam.
Dan anehnya, Team 7 tidak melakukan apa-apa kecuali berdiam diri.
"Err..kalian kenapa?" Tanya Kakashi gugup. Apakah Dia telah memberikan serangan jantung kepada ketiga muridnya?.
"Er, tidak.. tidak ada apa-apa. Lagipula, bisakah kalian melepas ikatan ini? Tanganku rasanya seperti kesemutan" Ucap Naruto. Kakashi yang mendengarnya pun dengan sigap melepas ikatan yang tadi Ia berikan untuk mengikat Naruto di batang pohon.
Setelah dilepas, Naruto mengusap-usap kedua lengannya untuk sedikit meredakan rasa kesemutan itu.
"Ok.. Aku harap kalian bisa berkumpul besok disini lagi untuk menerima misi pertama kalian" Jelas Kakashi yang kemudian merogoh sesuatu dari kantong senjatanya. Naruto, Sasuke dan Sakura pun memandang dengan nada penasaran akan benda apa yang kira-kira akan dikeluarkan oleh Kakashi.
Dan.. yang dikeluarkan oleh Kakashi adalah….
Icha-icha paradise edisi musim panas terbaru!
Gubrak!
Dan karena melihat benda yang dikeluarkan oleh Sensei mesum mereka, itu pun membuat Sasuke, Sakura dan Naruto jatuh ketanah dengan tidak elitnya.
Kakashi yang sadar dengan apa yang terjadi dengan ketiga muridnya pun mengalihkan perhatiaanya dari bukunya sejenak. Ingat..hanya untuk sejenak..
"Huh.. kalian kenapa?" Tanya Kakashi bingung dengan pandangan yang Ia alihkan kembali ke bacaanya.
Naruto hanya mengusap-usap kepalanya yang terasa sakit karena terjatuh ketanah tadi. Lagian juga gak ada yang minta buat pada jatuh ketanah. Bener gak?.
"Un… tida ada apa-apa Nii-.. maksudku Kaka-sensei.." Ucap Naruto. Kakashi yang sedang membaca buku nistanya pun tiba-tiba teringat sesuatu. "Oh ya.. Sandaime-sama bilang, apartemen barumu sudah ditemukan dan Sandaime juga sudah membayar sewa selama satu bulan kedepan. Jadi, hari ini Kau bisa pindah bersama mereka berempat." Jelas Kakashi. "Oh.. dan kalau Kau mau, kita bisa mengadakan acara untuk rumah barumu. Bagaimana?" Tanya Kakashi lagi. Sakura yang mendengarnya pun merasa semangat.
"Hei..itu ide yang bagus Naruto. Kita semua bisa merayakannya dirumah barumu itu dan biar Aku yang memasak dan Aku juga akan mengajak Ino agar bisa membantuku memasak. Kalian bertiga mengurus dekorasi saja. Bagaimana?" Tanya Sakura dan hal tersebut mendapatkan persetujuan dari Naruto.
"Tentu saja dattebayo! Itu bagus sekali. Tapi, Aku kan harus membersihkannya dulu. Ah..nanti kuajak mereka berempat sajalah" Ucap Naruto. Sasuke yang dari tadi mendengar kata "mereka berempat" menjadi penasaran.
"Dobe, sebenarnya siapa mereka berempat itu?" Tanya Sasuke. Naruto yang mendengar pertanyaan Sasuke pun menunjukan seringai rubahnya.
"Kau yakin ingin tahu? Kalau Kau tahu, Kau akan menyesal lho.." Ucap Naruto masih dengan seringaian rubahnya. Sasuke yang mendengarnya hanya mendengus. "Hmph! Memangnya siapa mereka itu hah? Aku yakin mereka hanya orang biasa yang sama saja dobenya seperti Kau" Ucap Sasuke. Kakashi yang mendengarnya pun menghela nafas dan berdoa dalam hati.
'Semoga hal buruk tidak terjadi padamu Sasuke. Dan kalaupun terjadi, Kuharap Kau bisa tenang dialam sana dan tidak menggangguku' Batin Kakashi berdoa dan isi doanya pun nista.
"Hoho..lihat saja nanti.." Ucap Naruto dengan senyum lebar yang menampilkan deretan gigi putihnya yang kinclong itu.
Sakura dan Ino terlihat sedang berbelanja beberapa sayur-sayuran dan beberapa bahan dekorasi untuk acara syukuran di rumah baru Naruto. Dan setelah mereka membeli semua peralatan yang dibutuhkan, mereka melihat 4 orang anak yang terlihat memakai baju yang cukup kotor dan dengan wajah yang kumal.
Dan tanpa pikir panjang, Sakura pun menghampiri mereka berempat dan membuat keempat anak itu bingung dengan kehadiran gadis berambut pink itu.
"Um.. sebenarnya Aku tidak tahu berapa umur kalian, tapi Aku yakin kalau kalian semua pasti sudah menjalani hidup yang cukup berat. Ini ambilah sedikit uang dariku. Aku harap itu bisa mencukupi makan malam kalian malam ini. Jaa!" Dengan itu, Sakura pergi dari mereka berempat setelah memberikan uang yang mungkin saja akan cukup untuk membeli beberapa sayuran.
"Hei.. Kau kenal dia?" Tanya seorang anak berambut mangkok. Yang berambut raven pun menggelengkan kepalanya.
"Tentu saja tidak. Dan apakah Ia pikir kita ini seorang gelandangan?" Tanya si rambut raven dengan nada tinggi sembari melihat beberapa ryo ditangannya.
"Hahaha.. lagipula diantara kita berempat, pakaianmu lah yang terlihat paling banyak debunya. Pantas saja gadis tadi menganggapmu seperti gelandangan…hahahaha"Sahut temannya dan Ia pun mendapatkan kekehan dari dua anak dibelakangnya.
"TEMEEE!" Teriak si rambut raven membahana yang diikuti dengan tenggelamnya matahari sore.
.
.
Apartemen Naruto..
"Tadaima!" Teriak Izuna dari arah pintu depan. Ia dan ketiga orang dibelakangnya sudah diberi tahu untuk menuju ke alamat ini oleh Hokage ketiga karena sebelumnya mereka pulang ke apartemen lama Naruto dan menemukan semua barang sudah tidak ada.
"Okaeri, wah Izuna-nii dan yang lainnya sudah pulang!" Teriak Naruto yang baru saja keluar dari kamar barunya setelah Ia menata ruangan demi ruangan dengan bantuan dari teamnya.
"Ya..kami baru saja pulang setelah latihan sedikit di Hutan kematian." Jawab Madara.
"Hm.. toilet ada dimana? Aku ingin sekali mandi karena tubuhku sudah sangat lengket" Tambah Madara lagi.
"Oh..dekat dapur dan belok saja kekanan. Kamar Mada-nii dan Izu-nii ada di lantai dua" Ucap Naruto dan menambahkan sedikit informasi tentang letak kamar Madara dan Izuna yang sama-sama satu lantai, tetapi berbeda ruangan.
"Lalu, kamar kami dimana dan kurasa ada orang lain lagi dirumah ini selain kita" Ucap Tobirama. Well, Dia memang ahli sensor bukan?.
"Kamar Hashi-nii dan Tobi-nii juga dilantai dua" Jawab Naruto.
"Hm..baiklah" JawabTobirama dan Ia pun naik ke lantai dua untuk melihat-lihat kamarnya. Sepertinya Ia harus melakukan lebih banyak misi agar Ia memiliki uang yang cukup untuk membeli beberapa furniture agar rumah mereka tidak terlihat kosong melompong seperti ini.
.
Sasuke terlihat baru saja membantu merapikan beberapa barang di kamar tamu dan juga memindahkan beberapa barang. Dan juga Ia merasa tidak pernah selelah ini selain latihan. Jadi, Ia memutuskan untuk meminjam handuk pada Naruto dan berniat untuk mandi di kamar mandi yang letaknya di dekat dapur.
Namun, yang Ia temui adalah kamar mandi dalam keadaan lampu menyala dan pintu terkunci. Jadi Sasuke pikir ada seseorang didalam dan akhirnya Ia memilih untuk menunggu didepan kamar mandi daripada Ia kedahuluan orang lain lagi.
Dan setelah 10 menit menunggu, pintu kamar mandi pun akhirnya terbuka dan menampilkan seorang anak berambut hitam spike dengan matanya yang juga berwarna hitam onyx. Sasuke yang tadinya sedang menunduk dan melamun pun mendongakan kepalanya keatas dan kedua onyx nya kaget karena melihat seorang anak yang memiliki rambut dan warna mata yang mirip seperti ciri-ciri anggota klanya.
"Siapa Kau ?" Tanya Sasuke dengan nada curiga. Madara yang mendengar kalau ada seorang bocah yang sedang duduk dilantai dan bertanya kepadanya pun hanya bisa menguap bosan, dan juga ngantuk.
"Kau sendiri siapa bocah?" Tanya Madara dengan nada bosan. Sasuke yang dipanggil bocah pun tidak terima.
"Jangan kembali bertanya! Kau belum menjawab pertanyaanku dan juga apa-apaan panggilan bocahmu itu?" Tanya Sasuke dengan nada kesal.
Madara hanya tertawa mendengar pertanyaan yang kembali dilontarkan Sasuke.
"Dengar ya bocah Uchiha. Belajarlah untuk sedikit lebih sopan pada leluhurmu" Dan dengan itu, Madara pun meninggalkan Sasuke yang masih berdiri didepan pintu kamar mandi.
Dan Sasuke hanya kembali mengulang perkataan anak yang tadi didalam kepalanya.
'Dengar ya bocah Uchiha. Belajarlah untuk sedikit lebih sopan pada leluhurmu' Dan seketika kedua mata Sasuke membulat sempurna .
'Dia tahu Aku seorang Uchiha! Siapa Dia sebenarnya?' Batin Sasuke yang ikut-ikutan kelantai dua dan setelah sampai diatas, Ia kaget melihat lambang klan Uchiha dan Senju yang terlukis didepan 4 pintu kamar itu.
'Apa-apaan ini? Kenapa ada lambang klan Uchiha disini?' Batin Sasuke dan Ia pun mendengar suara pintu terbuka dari arah kirinya.
Dan setelah pintu itu terbuka, dari dalam ruangan itu, tampaklah seorang anak dengan ukuran tubuh yang sedikit lebih pendek dari Sasuke.
Izuna, yang sedang mengeringkan rambutnya yang basah pun menatap Sasuke dengan pandangan datar dan juga kagum karena ternyata ada seseorang yang memang berperawakan mirip dengannya.
'Jadi, dia adalah orang yang dibicarakan Naruto saat itu' batin Izuna.
Izuna pun menghampiri Sasuke sembari tersenyum.
"Halo, apa ada bisa kubantu, Uchiha muda?" Tanya Izuna masih dengan senyumannya.
Sasuke yang melihat wajah Izuna pun hanya bisa mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Kenapa ada seseorang lagi yang berperawakan mirip dengan ciri-ciri klannya dan mengetahui kalau dirinya itu seorang Uchiha?
"Kau..sebenarnya kalian ini siapa? Kenapa Aku melihat dua lambang klan Uchiha disini dan kenapa Kau mirip denganku?" Tanya Sasuke bertubi-tubi. Izuna yang mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari Sasuke hanya bisa tersenyum dan mengerti akan situasi yang sudah terjadi.
"Ah..sepertinya ada sedikit kesalah pahaman disini" Ucap Izuna sembari menjemur handuk berwarna biru mudanya itu di sebuah balkon yang bisa digunakan untuk memandangi pemandangan malam, sekaligus tempat untuk menjemur.
Sasuke yang mendengar jawaban dari Izuna pun malah tambah bingung.
"A-Apa maksudmu?" Tanya Sasuke lagi. Izuna hanya mendesah lelah.
"Lebih baik sekarang Kau mandi dan setelahnya, pergilah ke ruang semua pertanyaanmu akan terjawab." Dan setelah mengatakan hal tersebut, Izuna menuruni tangga dan menuju ketempat yang menurutnya belum terlalu rapi dengan niat membantu adiknya beres-beres rumah.
Sekarang seluruh anggota team 7 dan HashiMada, juga TobiIzu juga sudah sampai di ruang makan. Tidak ada satupun dari mereka yang berniat untuk membuka pembicaraan sampai akhirnya Naruto membuka pembicaraan duluan.
"Er, begini Teme, keempat orang yang saat itu Aku dan Kaka-sensei bicarakan adalah mereka berempat." Ucap Naruto, namun tentu saja Sasuke merasa kalau teman blondie nya itu belum selesai meluruskan kesalah pahaman itu.
"Dan juga, Kau ingat kan saat Kau bilang kalau menurutmu, mereka berempat sama dobenya denganku?" Dan setelah Naruto berkata seperti itu, Sasuke yakin ada aura mengerikan yang menguar dari keempat orang itu, tapi dua diantara mereka jauh lebih menyeramkan.
"Mereka adalah kakak angkatku" Lanjut Naruto lagi. Ok, sekarang Sasuke merasa harus mencari cara untuk kabur dari amukan keempat orang tadi yang sepertinya akan dimulai sebentar lagi.
"Oh..Aku lupa memperkenalkan mereka, yang berambut spike hitam itu Madara Uchiha, yang wajahnya mirip denganmu itu namanya Izuna Uchiha, yang berambut putih itu Tobirama Senju dan yang terakhir adalah Hashirama Senju." Dan dengan sedikit perkenalan dari Naruto Sasuke dan Sakura pun menjadi takut karena..
'Gawat! Tadi Aku sempat mengira kalau mereka adalah gelandangan, tapi ternyata mereka itu adalah kakak angkat Naruto?" Batin Sakura.
'Urgh..ini akan menjadi sulit untuk kabur' Batin Sasuke yang sifat coolnya sudah sedikit menghilang.
Dan sekarang, Sakura merasa kalau Madara memperhatikannya sekarang.
"K-Kau ..M-Madara Uchiha? Yang saat itu bertarung dengan H-Hokage P-Pertama?" Tanya Sakura dengan nada gagap. Ia pun terdengar seperti Hinata kedua kali ini.
"Ya..itu benar. Dan omong-omong, ini uangmu." Ucap Madara sembari menyodorkan beberapa ryo yang diberikan Sakura tadi sore.
"Uwahh! Go-gomen! A-Aku tidak bermaksud-.." Kali ini Sakura sampai sembah sujud karena takut..yah..dibunuh, namun ucapannya belum selesai karena sekarang dipotong.
"Tidak apa Kunoichi-san, lagipula Aku suka saat Madara dikira gelandangan seperti tadi dan jadinya, Aku memiliki bahan bercandaan untuknya.." Porong Hashirama sembari kembali tertawa. Tobirama hanya mendesah lelah karena sifat Anikinya yang tidak pernah berubah. Dan Madara yang menatapnya nyalang dan dengan mangekyo aktif di kedua matanya.
Sasuke tertegun saat melihat mata itu. Mata yang mengingatkannya pada orang yang paling Ia benci.
"Mata itu.."Gumam Sasuke dan semua orang pun mengalihkan perhatiannya kearah Sasuke.
"Ada apa bocah? Oh ya, dan urusan kita belum selesai karena Kau secara tidak langsung juga mengataiku 'dobe' bukan?. " Tanya Madara disertai dengan evil smirknya.
Sasuke hanya bisa menelan ludah saat melihat wajah dan senyuman menyeramkan dari leluhurnya itu.
'Uh..ini gawat. Setidaknya Aku harus kabur sekarang sebelum-..' Pemikiran Sasuke untuk kabur pun putus ditengah jalan setelah mendengar kata-kata Izuna yang membuatnya hampir mengalirkan air mata karena terharu, namun Ia tidak akan menangis karena tidak mau membuat malu dirinya dengan membiarkan image coolnya luntur didepan mereka semua.
"Sudahlah Aniki, Sasuke-chan hanya tidak tahu kalau itu kita, begitu juga dengan Sakura-chan" Ucap Izuna menenangkan yang terdengar seperti malaikat turundari surga untuk membela Sasuke yang akan dihukum.
"Hm..baiklah" Ucap Madara dan Izuna hanya tersenyum.
"Jadi, kenapa kalian bisa ada disini dan..bertubuh kecil?" Tanya Sakura. Tobirama, Izuna dan Hashirama pun saling melirik.
"Jadi, siapa yang mau bercerita? Aku sudah pernah bercerita sebelumnya" Ucap Tobirama dengan nada datar.
"Hm..Aku juga sudah pernah dan saat itu bersama Izuna saat kita ditraktir Iruka itu" Ucap Hashirama, sementata Izuna mengangguk. Dan setelahnya mereka bertiga mengarahkan tatapan mereka kearah Madara.
"Apa?" Tanya Madara. "Sekarang adalah giliranmu untuk menceritakan kejadiannya Nii-san" Ucap Izuna sembari memamerkan senyum mentarinya itu.
Madara yang mendengarnya pun hanya mendesah lelah. Well, ini akan menjadi cerita yang cukup panjang.
Setengah jam kemudian…
Madara baru saja selesai menceritakan kejadian yang menimpa mereka berempat kepada Sasuke dan Sakura. Setelahnya, Ia mencari air dingin dan menghabiskan 3 gelas sekaligus karena haus dan belum sempat minum saat selesai makan malam.
"Dan, setelahnya kalian semua berakhir dengan tinggal bersama Naruto?" Tanya Sakura .
"Hn..seperti yang Kau lihat, Haruno" Jawab Madara dan Ia menambah gelas keempatnya.
Kemudian Madara teringat akan satu hal dan mengalihkan pandangannya kearah Sasuke.
"Kudengar klanku dibantai 5 tahun yang lalu. Siapa yang melakukannya?" Tanya Madara dengan berpura-pura tidak tahu. Sasuke tertegun kembali mendengarnya. Ia tidak mengira kalau Madara akan melontarkan pertanyaan seperti itu.
Sakura hanya menatap cemas saat melihat raut wajah Sasuke yang berubah drastis seperti seorang pembunuh.
"Itachi..Uchiha..Klanku, Ayah, Ibu, Nenek dan Kakekku..semuanya dibantai malam itu dan dengan mudahnya Ia mengatakan padaku kalau alasan Ia melakukan semua itu adalah karena.. ingin mengetes kekuatannya sendiri.." Jawa Sasuke dengan nada penuh dendam. Madara menyeringai senang karena Ia menemukan seorang Uchiha yang cukup unik menurutnya.
"Begitu..rasanya Aku semakin yakin ingin mencarinya nanti" Ucap Madara dan membuat Sasuke kembali kaget.
"Untuk apa Kau mencarinya? Apa Kau juga ingin membalas dendam karena Ia telah membantai klanmu?" Tanya Sasuke. Madara pun hanya tertawa mendengarnya.
"Tidak. Alasanku adalah untuk mengukur kekuatannya. Siapa tahu Ia bisa masuk dalam daftar orang-orang yang harus kukalahkan dan Hashirama berada di nomor pertama" Ucap Madara. Sasuke sweatdropped mendengarnya.
'Sama saja' batin Sasuke.
"Lalu ..siapa yang kedua?" Tanya Sakura.
Madara yang mendengarnya pun kembali tertawa. "Ah.. yang kedua ya.." Ucapan Madara pun menggantung. Pipinya sekarang terlihat memerah dan Madara pun terlihat meneguk gelasnya untuk kedelapan kalinya.
Kakashi menyadari keanehan yang terjadi pada diri Madara.
"Itu..ASTAGA!" Tiba-tiba Kakashi berteriak dan mencoba untuk mencium aroma gelas yang dipakai Madara untuk minum.
"Tidak salah lagi" Ucap Kakashi dan membuat mereka semua bingung.
'Ini adalah sake yang kubawa dari apartemenku..hah..sepertinya Aku membawa kemalangan pada diriku sendiri' batin Kakashi yang melihat satu botol yang habis. Seharusnya Ia tidak usah membawanya tadi, atau kalau Ia mau bawa, seharusnya tidak perlu pakai acara dipindahkan ke botol yang lebih terlihat seperti botol minum biasa.
"Ia.." Belum sempat Kakashi menyelesaikan perkataanya, rompi jouninnya sudah ditarik oleh Hashirama.
"Apa yang terjadi pada sahabatku? Apa dia diracuni dan siapa pelakunya?" Tanya Hashirama bertubi-tubi. Kakashi yang diguncang-guncang tubuhnya oleh sang Shodaime Hokage pun menjadi pusing.
Setelah pening dikepalanya hilang, Ia pun kembali mencoba menjelaskan pada mereka semua sebelum Ia melihat kalau Madara sudah teler diatas meja.
"Hashirama-san, Madara-san bukan diracuni tapi Ia mabuk" Ucap Kakashi. "Air yang Ia minum tadi sebenarnya bukanlah air minum biasa, tapi sake yang kubeli khusus untukku sendiri dan rencananya nanti malam akan kuminum. Sake ini tidak beraroma seperti sake yang biasanya dijual dikedai-kedai sake." Jelas Kakashi dan Hashirama yang mendengarnya pun mendesah lega. Ia pikir, sahabatnya itu akan mati karena keracunan..ternyata..
"Hah..ternyata hanya mabuk ya.." Ucap Hashirama. Izuna yang mendengar semua itu hanya bisa tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepala.
Ia jadi teringat saat dulu Ia pernah minum sake berdua dengan Madara sampai mabuk dan pulang dengan dibantu oleh Hashirama dan Tobirama. Jika saja mereka berdua tidak ada saat itu, Ia yakin dirinya dan Kakaknya itu akan tertidur ditengah jalan.
"Hah..kenapa Mada-nii bisa mabuk begitu sih?" Tanya Naruto. Hashirama pun menepuk jidatnya sendiri. Bukankah tadi sudah dijelaskan oleh Kakashi?.
"Aduh Naru, Madara pingsan karena sake yang diminumnya tadi tidak beraroma seperti sake biasa. Jadi wajar saja jika Madara langsung pingsan. Mengerti?" Tanya Hashirama setelah Ia menjelaskan secara singkat dan yang Ia rasa cukup dimengerti oleh Naruto. Namun, justru jawaban yang meluncur keluar dari mulut Naruto adalah..
"Err..tidak.." Jawab Naruto dan Hashirama kembali menepuk jidatnya. Tobirama pun mencoba menahan tawanya karena menurutnya..
"Pfft..kalian berdua sama saja..hahaha" Tawa Tobirama yang mengatakan kalau menurutnya Hashirama dan Naruto itu tingkat kedobeannya 11-12.
"Hn..Aku setuju" Sahut Sasuke. Dan Naruto yang mendengarnya pun berteriak kembali.
"TEMEEEE! KUHAJAR KAU!" Dan setelah itu, terdengar berbagai bunyi perabotan seperti piring pecah dan lain sebagainya.
.
.
To Be continued..
Comments