Fanfic The Uchisen Team chap. 6

Chapter 6 : Flashback and Madara's Feeling
Naruto by Masashi Kishimoto©
The Uchisen Team by Madara-chan
Genre : Adventure, Friendship & Humour
Rate : T
Main Chara : Naruto & Sasuke, Hashirama & Madara, Tobirama & Izuna
Summary :
Bagaimana jadinya jika lima tahun setelah terbentuknya Konoha, Madara, Hashirama, Izuna dan Tobirama tiba-tiba saja terhisap kedalam sebuah luubang hitam dan malah berakhir di Konoha masa depan (versi dunia paralel)?. Dan yang lebih parah...mereka kembalike tubuh dimana saat mereka baru berusia 13 tahun!. Apa yang sebenarnya terjadi?
A/N : Haloo readers-san! Author kembali mengupdate fict ini! Oh ya..sebenarnya fict ini ud ditulis sampe 1k+, Cuma filenya hilang bersamaan dengan Legacy, jadinya harus nulis ulang lagi deh..begitu juga dengan legacy.. jd sabar aja yaa..
Dan mulai dari chapter ini, author mulai memperlihatkan dengan siapa para bocah-bocah ini berpasangan dan untuk Hashirama sebenarnya msh bingun mau dikasih pair atau gk soalnya kn ud nikah sama Mito. Jdnya ya..gmana gtu..
Madara with.. (Silahkan cari jawabannya sendiri di chap ini^^)
Tobirama with..(Masih beberapa chapter lagi..)
Izuna (Skitr 1 atau dua chap lagi)
Dan untuk pair ini author yg memutuskan jd author harap klo masing-masing pair dr bocah2 itu ud ketahuan, jgn ada yg complain yaaa... hehe..
"Katon.." Pembicaraan biasa
"Katon" Flashback
"Katon" Jutsu/Biju berbicara
'Katon' bicara dalam hati
I present to you all.. The Uchisen Team..
Preview Chapter..
"Argh! Untuk apa kau disini teme? Kerjaanmu itu hanya mengganggu saja" Komentar Naruto lagi dan saat itu juga ia mendapat jitakan gratis dari Sakura yang tiba-tiba saja muncul entah darimana.
"Kau yang mengganggu sebenarnya Naruto no baka" Ucap Sakura yang berusaha melindungi Sasukenya dari Naruto.
'Yah..datang lagi si penggangu.." batin Madara sweatdropped. Ia ingin mendengar kelanjutan kisahnya dan Hashirama yang saat ini sedang diceritakan oleh Hashirama. Lagipula sedikit bernostalgia juga tidak masalah bukan?
Chapter 6 : Flashback and Madara's Feeling
.
.
Dua hari kemudian..
Sungai Nakano – Pkl. 10.45
Hashirama terduduk ditepi sungai Nakano sembari menundukan kepalanya. Ia sedang sedih hari ini karena baru saja kehilangan adik kecilnya di medan perang. Yaitu Itama Senju yang dibunuh oleh 5 orang dewasa dari klan Uchiha.
Tep!
Hashirama yang sedang bersedih saat itu tidak memfokuskan chakranya, jadinya ia kaget saat ia merasa ada sebuah telapak tangan yang menyentuh bahunya. Dan saat ia meliriknya, ia melihat bahwa itu adalah anak laki-laki yang baru dikenalnya dua hari yang lalu. Madara.
"Yo! Aku tidak tahu kalau kau suka kesini..ehmm.. siapa lagi namamu..?" Tanya Madara yang lupa dengan nama Hashirama yang panjang dan cukup merepotkan itu.
"Hashirama.." Hashirama menyahuti pertanyaan teman barunya itu.
'Ah ya.. Hashirama. Jadi, sepertinya kau sedang bersedih hari ini.. ada apa?" Tanya Madara yang mulai kepo itu.
'Nih anak kepo juga ya..' batin Hashirama sweatdropped. Tapi ya, mau bagaimana lagi..ia harus menjawab pertanyaan dari teman barunya itu bukan?.
"Tidak ada apa-apa.." Walaupun Hashirama ingin memberitahukannya tadi, tetapi ia ingin mengelak terlebih dulu untuk mengetahui apakah reaksi anak itu setelah mendengarkannya.. apakah ia akan meninggalkan pertanyaan begitu saja atau..
"Hei jangan berbohong.. ekspresi sedihmu itu terlihat sekali tau.."
Sudah kubilang kan.. dia kepo..
Hashirama hanya menghela nafas karena ia baru tahu dua sifat dari teman barunya itu setelah ia melakukan observasi. Keras kepala dan juga.. kepo..
"A-adikku.. terbunuh di medan perang.." jawab Hashirama dengan ekspresi sedih yang belum meninggalkan wajahnya itu. Madara terdiam seketika.
"O-oh..begitu ya.. ma-maaf..aku tidak bermaksud.." Madara menjadi sedikit salah tingkah.
"Tidak apa-apa..Madara namamu kan? Kalau aku boleh tahu, kau punya berapa adik?" Tanya Hashirama, masih dengan posisi duduknya.
Ekspresi Madara yang tadinya seperti orang bersalah, berubah menjadi datar. Ia sedikit membungkuk sembari mengambil sebuah batu dan memain-mainkannya disebelah tangannya.
"Aku 5 bersaudara. Aku adalah anak tertua di keluargaku. Ya, tapi itu dulu.. sekarang aku hanya punya satu adik. Ketiga adikku terbunuh di medan perang.." jawab Madara sembari menatap lurus kedepan, atau lebih tepatnya ke arah seberang dari sungai.
"Kalau begitu kita sama.. aku juga memiliki satu adik lagi yang harus kulindungi. Aku akan melindunginya apapun resikonya.." sahut Hashirama. Madara hanya tersenyum mendengarnya. Dan ia melemparkan batu tersebut ke seberang sungai.
"Hei.. ngomong-ngomong, apakah kedamaian itu bisa diperoleh?" Hashirama bertanya kepada Madara. Ia mengubah topik pembicaraanya.
"Entahlah.. menurutku, kedamaian baru bisa benar-benar diperoleh dan dirasakan apabila kedua belah pihak saling mengerti penderitaan satu sama lain dan bersatu dan mabuk-mabukan bersama dan bisa saling membaca isi hati masing-masing.." Madara memberikan opininya.
Madara tersenyum puas melihatnya. Karena batunya saat ini sampai di seberang sungai.
"Tidak hanya kau saja yang sampai ke seberang. Aku juga sama.." ucap Madara tanpa menoleh ke arah Hashirama, sementara Hashirama menatap Madara dengan takjub. Entah kenapa, tetapi dirinya merasakan seperti ada suatu ikatan kakak-adik antara dirinya dengan Madara.
Tiba-tiba saja, Madara menoleh kearah Hashirama sembari tersenyum dengan memperlihatkan deretan gigi putihnya yang kinclong itu.
"Tapi, kalau kau sih, isi hatimu bisa terbaca dengan mudah.." lanjut Madara lagi.
Hashirama menatap Madara dengan tatapan bingung.
"Soal apa?" Tanya Hashirama balik.
Madara hanya mendengus geli sebelum menjawab pertanyaan dari si dobe dihadapannya itu.
"Soal gaya rambut dan pakaianmu yang payah.." Jawab Madara dengan nada meremehkan.
DONG!
Hashirama pun kembali depresi di tempat setelah mendengar jawaban dari Madara. Oh ayolah.. model rambutnya seperti ini karena ia menuruni ayahnya yang berambut lurus.
Madara mendengus geli mendengar saat Hashirama menceritakan bagian itu. Sepertinya apa yang dikatakan dirinya dulu menjadi kenyataan di masa ini. Yah..sepertinya..
"Kau kenapa tertawa sendiri teme?.Apa jangan jangan kau sudah gila ya?" Tanya Hashirama dengan tatapan menyelidik.
"Tentu saja tidak bodoh! Dan apa-apaan kau ini hah? Mengataiku gila? Dasar dobe" Ucap Madara sembari mendengus kesal. Namun tak lama, ia berdiri dari posisi duduknya dan mulai berjalan.
"Aku mau latihan dan aku tidak pulang dulu malam ini" Ucap Madara dengan nada datar dan kemudian ia berjalan kearah kegelapan hutan.
Izuna hanya menatap punggung kakaknya yang tak lama menghilang ditelan kegelapan hutan.
'Nii-san.. ada apa sebenarnya denganmu?' batin Izuna yang memikirkan kakak tercintanya itu.
Duak!
Hashirama mencoba menendang bagian samping kepala Madara dengan menggunakan kaki sebelah kanannya namun berhasil digagalkan oleh Madara dengan menyilangkan kedua tangannya kearah kaki Hashirama dan dengan kekuatannya, Madara mendorong kaki Hashirama dengan kedua tangannya yang masih disilangkan itu dan membuat tubuh Hashirama terdorong ke belakang.
Hashirama mendarat dengan sempurna dan ia mulai berdiri lagi sembari berlari menuju Madara dengan kepalan tangan yang siap meninju wajah Madara, begitu juga dengan Madara.
BUAGH!
Ternyata mereka berdua meninju wajah satu sama lain dan pada akhirnya Madaralah yang terjatuh ke tanah duluan. Ia pun mengangkat kepalanya sembari menyeka bagian samping mulutnya.
"Heh..Taijutsu kumite milikmu lumayan hebat. Kau orang pertama yang bisa membuatku terjatuh ketanah, tapi, sayangnya keadaan kita seri saat ini.." Jelas Madara sembari menyeringai.
"Apa maksudmu Madara-teme? Aku satu-satunya yang masih berdiri disini dan otomatis aku yang menan-.. UWAH!" Belum sempat Hashirama menyelesaikan kata-katanya, sebuah batu meluncur dari atas dan mengenai kepalanya secara telak sehingga ia terjatuh ke tanah dengan posisi terbaring di tanah.
"Hahaha.. sudah kubilang bukan.." ucap Madara lagi sembari mengejek Hashirama.
"Oh ayolah.. itu karena kau curang. Kau menggunakan batu, tapi, sejak kapan kau melemparnya?" Tanya Hashirama.
"Sejak aku ingin meninju wajahmu, Hashi-dobe.." jawab Madara dengan nada arogannya lagi.
SREK! SREK!
Tiba-tiba dari arah semak-semak di kedua sisi sungai Nakano, terdengarlah bunyi-bunyian aneh. Hashirama dan Madara mengangguk karena mereka mengerti maksud yang ditujukan satu sama lainnya.
Hashirama menuju arah semak yang dibagian timur sementara Madara mengambil yang sebelah barat. Dan saat mereka berdua memeriksanya, mereka berdua terkejut saat melihat orang yang dikenal oleh mereka, ralat , sangat dikenal.
"Tobirama!"
"Izuna?"
"Jadi.. kenapa kau ada disini, Izuna?" Tanya Madara bingung. Untungnya Izuna hanya mengenakan kaos dan celana pendek biasa tanpa kerah Uchihanya. Kalau tidak, kedua orang didepannya pasti akan mengenali mereka berdua karena melihat kerah baju yang dipakai oleh adiknya.
"Un.. aku ingin bermain petak umpet dengan Nii-chan, tapi Nii-chan selalu tidak bisa dan berkata ingin berlatih dengan teman baru Nii-chan. Karena penasaran aku mengikuti Nii-chan dan ternyata Nii-chan memang sedang berlatih. " jelas Izuna dengan senyum malaikat yang terpampang diwajahnya sehingga membuat wajahnya menjadi lebih manis.
Hati Madara meleleh dibuatnya saat melihat senyum menggemaskan sang adik.
"Begitu ya.. oh ya Hashi-dobe, perkenalkan ini adalah adikku. Namanya Izuna" Ucap Madara sembari memperkenalkan adiknya itu. Izuna hanya tersenyum sembari mengangguk.
"Ne, ini adikku. Namanya Tobirama.." Balas Hashirama sembari memperkenalkan adiknya yang berwajah stoic itu, berbanding terbalik dengan kepribadian Hashirama yang ceria dan hiperaktif.
"Ngomong-ngomong, bagaimana bisa kau ada disini Tobi? Apakah kau mengikuti Nii-san mu yang tampan ini?" Tanya Hashirama sembari mengelus rambutnya kebelakang untuk sedikit bergaya dan membuat baik Madara dan Tobirama muntah-muntah.
"Ugh.. tidak..sebenarnya alasan lainnya hanyalah kau ini jarang sekali ada dirumah. Aku juga membutuhkan seseorang untuk memberikan pendapat padaku tentang hal yang sedang aku kerjakan.." ucap Tobirama sembari mengingat-ingat eksperimennya.
"Ano..apakah Madara-nii dan Hashirama-san selalu bertemu di sungai ini untuk berlatih?" Tanya Izuna yang penasaran.
"Tentu saja! Biasanya kami janjian untuk bertemu disini, latihan, lalu melakukan panjat tebing, lalu menjahili Madara dan.." Belum selesai Hashirama melanjutkan perkataanya, ia merasa seperti ada suatu aura hitam yang menguar dari belakang tubuh sahabatnya itu.
"Kau bilang..menjahiliku? Jadi, selama ini yang memang suka menghilangkan ikan bakarku itu kau dan ikan bakarku hilang bukan karena dimakan binatang lain tapi dimakan oleh kau hah?" Tanya Madara dengan nada ganas. Tapi, kenapa harus nyambung-nyambung ke ikan bakar coba?.
"Hahaha.. aku kan hanya bercanda Madara.." ucap Hashirama sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Hah sudahlah.. ayo kita latihan lagi.." Ajak Madara dan Hashirama beserta kedua anak kecil lainnya mengangguk, mengiyakan ajakan Madara.
Skip Time..
"Kita harus menjadi lebih kuat lagi jika kita mau orang dewasa untuk mendengarkan pembicaraan kita.." ucap Madara yang saat ini sedang duduk melingkar berempat bersama sahabatnya dan kedua adiknya.
"Kau benar..." Sahut Hashirama.
"Tapi.. aku sih sudah cukup kuat diantara orang-orang dewasa disekitarku.."lanjut Madara sembari berjalan kearah tepi sungai untuk.. oww.. ternyata buang air kecil..
"Ah~.. leganya.." Gumam Madara setelah ia melepas hasratnya itu. Namun belum ada 10 detik, dirinya tiba-tiba saja menghentikan pee nya dan menatap kearah belakang. Ternyata itu adiknya.
"Izuna, jangan berdiri dibelakangku. Kau mengganggu konsentrasi Nii-sanmu.."ucap Madara pada adiknya.
"I-Itu, bisakah kau lebih cepat sedikit Nii-san.. aku ingin kau menemaniku BaB.." ucap Izuna sembari membisikan kalimat terakhir di kuping Madara yang membuat Madara sweatdroped ditempat.
"Ya.. baiklah.." jawab Madara dan mulai melanjutkan acaranya yang belum selesai itu. Namun, ia kembali diganggu lagi karena ia merasakan kehadiran seseorang dibelakangnya.
"Izuna.. tolong tunggu kakakmu selesai..dobe?" Madara pada awalnya mengira kalau adiknya sudah tidak bisa menahannya lagi, jadi pada awalnya ia ingin mengatakan padanya untuk menunggu sebentar lagi, tapi ternyata yang ada dibelakangnya adalah si dobe.
"Jadi, kau benar-benar tidak bisa berkonsentrasi jika ada orang dibelakangmu ya?" Tanya Hashirama sembari berkacak pinggang.
Dengan kesal, Madara membalas perkataan Hashirama. "Jangan berdiri dibelakangku! Aku tidak bisa jika ada orang yang berdiri dibelakangku..." ucap Madara. Hashirama tersenyum nista mendengarnya.
"Hehe.. aku menemukan kelemahanmu.. "Ucap Hashirama sembari menutup mulutnya dengan sebelah tangannya dan menunjuk kearah Madara dengan tangan yang satunya lagi.
Madara tersenyum nista sejenak karena tiba-tiba saja terbesit ide nista di otaknya.
"Kalau begitu.. RASAKAN SUITON NO JUTSU MILIKKU, HASHIRAMA!"Teriak Madara sembari berlari kearah Hashirama. Hashirama yang mengerti apa maksud Madara langsung saja berlari dan menghindari Suiton no jutsu milik Madara.
'Setahuku Madara-niisan tidak memiliki Suiton jutsu.. ' batin Izuna dan saat ia melihat acara kejar-kejaran antara kakaknya dan Hashirama, ia dan Tobirama langsung sweatdropped di tempat.
'Jadi.. inikah suiton jutsunya? Nista sekali..' batin Tobirama.
'Nii-san.. bukan suiton jutsu... 'batin Izuna.
Sementara Hashirama dan Madara masih kejar-kejaran. Hashirama terus berlari dan berteriak.
"Menjijikan! Jangan disebar-sebar seperti itu Madara—teme!" Teriak Hashirama.
"Biarin! Siapa suruh kau mengganggu acara sakralku hah?" Teriak Madara, namun ketidakberuntungan menimpanya saat Hashirama yang tiba-tiba saja terpeleset didepannya dan menarik lengan baju Madara sehingga mereka berdua jatuh ke sungai yang menjadi bekas dimana Madara melakukan acara sakralnya tadi.
"UWAAAHHH!" Teriak mereka berdua.
"BWAHAHAHA!" Tawa pun menggema di ruangan terbuka, ditempat dimana Hashirama masih menceritakan masa lalunya yang nista itu saat bersama Madara dan juga kedua adiknya.
"Tapi itu menjijikan. Kalian serius sampai jatuh ke bekas acara sakral Mada-nii?" Tanya Sasuke dan Hashirama mengangguk.
"Itu benar dan sejak itu aku bersumpah tidak akan mengganggunya jika ia sedang melakukan hal itu lagi. Aku tidak mau jatuh seperti itu lagi..haha.." ucap Hashirama. Kemudian Hashirama bangun dari tempat duduknya dan berdiri.
"Baiklah anak-anak. Waktunya pulang karena sekarang sudah larut malam."ajak Hashirama dan yang lainnya pun mengangguk. Mereka pergi duluan dan meninggalkan Hashirama yang masih berdiri di tempatnya tnpa beranjak dari sana se centipun.
Namun pada akhirnya ia melangkahkan kakinya untuk menjauh dari tempat itu dan pulang ke rumah Tazuna.
Sementara itu dengan Madara..
"Hah..hah..hah.." Madara terlihat tiduran di tanah dengan nafasnya yang tersengal-sengal karena baru saja latihan untuk meningkatkan bentuk Susano'o miliknya.
'Sial.. aku terlalu memaksakan diri dan chakraku..' Madara pun menutup kedua matanya seiring dengan kekkai yang melapisi tempat latihannya memudar. Namun beruntungnya ia karena ia memilih tempat yang agak sulit untuk dikunjungi oleh orang lain.
.
Keesokan paginya, Madara merasa ada yang mengguncang-guncangkan tubuhnya untuk pergi dari dunia mimpinya. Dan, saat kedua mata onyxnya terbuka, yang ia lihat saat ini adalah seorang wanita..
'Demi sepatu Hashirama yang baunya selangit. Apakah dia ini malaikat?' Batin Madara.
Wanita itu tersenyum saat melihat anak didepannya yang ia perkirakan seumuran dengannya itu terbangun.
"Ne, kenapa kau tertidur disini? Kau tidak takut jika ada shinobi yang tiba-tiba lewat dan akan membunuhmu?" Tanya Wanita cantik itu.
Madara hanya menggeleng pelan. "Tidak akan ada yang bisa membunuhku. Aku mempunyai suatu jutsu yang dapat melindungiku walaupun aku sedang tidur..Ano.. ngomong-ngomong kau ini siapa?" Tanya Madara setelah ia menjawab pertanyaan dari gadis tadi.
"Namaku Haku. Yuki Haku.. namamu sendiri?" Tanya gadis bernama Haku itu.
"Senang berkenalan denganmu, Yuki-san. Namaku adalah..Uchiha Tajima.." Madara merutuki dirinya karena ia terpaksa harus memakai nama ayahnya kembali.
'Tou-san.. maafkan anakmu ini karena harus memakai namamu untuk penyamaran. Aku sudah tidak tahu lagi harus memakai nama apa..' batin Madara berdoa.
"Jadi.. Yuki-san, kenapa kau ada di hutan sendirian?" Tanya Madara lagi.
"Aku sedang mencari tanaman obat untuk temanku yang sedang sakit..karena hanya ada aku seorang di rumah, jadinya aku yang harus pergi.." ucap Haku.
Madara hanya tersenyum tipis sembari melipat kedua tangannya didepan dadanya. Ia sudah menduga satu hal.
"Apakah teman yang kau maksud itu Zabuza dan Kushimaru?" Tanya Madara yang meng skak- mat gerakan Haku.
Sementara Haku sendiri yang mendengarnya langsung mengeluarkan senbon dari kantong senjata yang disembunyikannya sedari tadi.
"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Haku.
"Begini.. bagaimana kalau aku akan memberi tahumu alasan kebapa aku bisa mengetahuinya dan sebagai gantinya, kau memberitahuku alasan kenapa kalian bertiga menyerang Tazuna dan ngotot untuk menghentikan pembuatan jembatan" Tawar Madara.
"Baiklah.. ini..sebenarnya kami bertiga bekerja pada Gatou karena terpaksa."
"Terpaksa?" Beo Madara dan Haku hanya mengangguk dan mulai melanjutkan kembali ceritanya.
"Kirigakure saat ini terjadi perang saudara dan kami kekurangan dana. Maka dari itu, aku, Kushimaru-sama dan Zabuza-sama berniat membantu pasukan rebel dengan membiarkan diri kami di cap sebagai missing-nin dan juga bekerja pada gatou untuk mendapatkan uang" Jelas Haku.
"Kalau begitu, kenapa kau tidak membunuh pria bernama Gatou itu, Haku-chan?" Tanya Madara. Haku memerah wajahnya karena orang didepannya memanggilnya dengan akhiran –chan, bukan dengan –san lagi.
"Pasukan samurai Gatou terlalu banyak. Walaupun kami kuat, tetap saja kami tidak bisa meremehkan pasukan samurai milik Gatou karena skill mereka juga cukup baik." Jelas Haku.
Madara yang mendengarnya pun berpikir sejenak dan akhirnya sebuah ide melintas di pikirannya.
"Kalau begitu, aku akan membantumu Haku-chan.." ucap Madara yang menawarkan dirinya sendiri untuk membantu. Entah kenapa, tapi Madara hanya ingin melakukannya saja.
Belum sempat Haku mengeluarkan pertanyaan, sebuah suara muncul dan menginterupsi mereka.
"Aku juga ingin ikut membantu –ttebayo!" ucap sebuah suara dan ternyata pemilik suara itu adalah Naruto.
"Naruto?" Tanya Madara lagi. Ia bahkan tidak menyadari keberadaan Naruto.
"Iya.. aku ingin ikut membantumu Tajima-nii!" Ucap Naruto bersemangat. Ternyata Naruto sudah menguping dari awal dan sepertinya karena chakra Madara yang belum pulih sepenuhnya dan juga masih kelelahan, ia tidak bisa mendeteksi chakra lain disekitar mereka.
"Um..baiklah.." Jawab Madara. Naruto berteriak kegirangan sembari memeluk tubuh kakaknya itu.
"Yey! Tajima-nii memang baik –ttebayo!" Teriak Naruto dan Madara hanya mengelus-elus surai pirang milik Naruto. 'Naruto itu mirip sekali denganmu, Rin..' Batin Madara sembari mengingat-ingat adik laki-lakinya. Uchiha Rin.
"Nah, sekarang giliranmu Tajima-san.." ucap Haku.
Madara yang mendengarnya hanya menghela nafasnya dan kembali mengambil posisi melipat tangan didepan dadanya sembari menatap lurus Haku.
"Soal kenapa aku bisa mengetahui ini karena ada beberapa alasan. Pertama, mengenai sistem kerja seorang hunter nin. Setahuku, seorang Hunter nin akan langsung memenggal kepala buruannya di tempat, tidak sepertimu yang membawa tubuh utuh dari buruanmu. Kedua.. aku tidak pernah mendengar suara seorang hunter nin yang lebih indah selain dirimu.." ucap Madara dan sedetik kemudian, Madara menutup mulutnya dengan kedua tangannya karena kelepasan bicara.
'Sial.. kenapa aku bisa kelepasan bicara seperti ini?' Batin Madara. Oh ayolah.. dirinya itu adalah seorang Uchiha. Atau mungkin, apakah karena efek dari tubuhnya yang mengecil sehingga ia menjadi terlalu OOC seperti ini?.
Haku yang mendengarnya pun merona hebat mendengarnya dan karena hal ini, Naruto memulai untuk sedikit menjahili kakaknya.
"Akhem.. sepertinya ada yang jatuh cinta pada pandangan pertama nih.." ejek Naruto sembari mengangkat sebelah alisnya kearah Madara.
"Urusai.. aku keceplosan tadi dan sebaiknya kau tidak memberitahukan hal ini kepada siapa-siapa kalau kau ingin ikut bersamaku membantu pasukan rebel, Otouto..." ancam Madara dan Naruto mengangguk mengerti, namun senyum jahil tidak kunjung padam dari wajahnya.
Madara pun membalikan pandangannya lagi menuju Haku yang masih merona.
"M-Maaf soal yang tadi.. aku tidak sengaja.." ucap Madara yang mulai salah tingkah. Ah, kenapa emosinya menjadi tidak terkontrol seperti ini? Sepertinya ia harus memulai untuk membangun kembali pengendalian emosinya itu.
"T-tidak apa-apa Tajima-kun.." ucap Haku dan sedetik kemudian ia sadar jika dirinya juga merubah suffixnya dengan akhiran –kun.
"Ehem.. begini.. apakah kau bisa membawa kami menemui Zabuza dan Kushimaru?" Tanya Madara dengan nada serius. Setidaknya, ia harua membicarakan hal ini pada kedua orang itu.
Dan lagi-lagi, sebelum Haku sempat menjawab pertanyaan dari Madara, muncul sebuah suara yang kembali menginterupsinya.
"Kalau masalahnya sudah seperti ini, sepertinya aku harus ikut.." ucap suara itu dari arah kegelapan. Dan setelah sosok itu keluar dari kegelapan, barulah kita mengetahui siapa sosok itu.
"H-Hashi, emm, maksudku Butsuma? Untuk apa kau ada disini?" Tanya Madara. Lagi-lagi ia tidak menyadari kehadiran orang lain. Hashirama hanya diam dan berjalan kearah Madara, menempatkan kedua tangannya dibelakang punggung Madara dan mengeluarkan cahaya berpendar kehijauan. Hashirama berusaha untuk mengembalikan stamina dan chakra Madara yang Hashirama yakin masih belum terkumpul semuanya setelah latihan yang dilakukan oleh Madara semalam.
"Aku sudah mendengar semuanya dari awal. Sepertinya kita ada disini bukan karena kebetulan semata Tajima. Kita disini pasti ada alasan lain dan mungkin saja ini karena takdir.." ucap Hashirama serius, walaupun dalam hati sebenarnya ia ingin menjahili sahabatnya itu karena ia sudah keceplosan didepan Haku tadi.
Ia juga memikirkan alasan kenapa harus mereka berempat yang terhisap kedala lubang hitam komet fujisaki saat itu. Apakah akan ada suatu bencana dimasa ini?.
"Kalau begitu kita bicarakan masalah itu nanti dan sekarang, ayo kita ketempat dimana Zabuza dan Haku berada.." ajak Madara. Haku hanya mengangguk saja. Entah kenapa, tetapi ia merasa ia bisa mempercayai ketiga anak didepannya itu.
.
Skip Time : Zabuza's Hideout.
Marah..
Perasaan ini yang saat ini sedang dirasakan oleh Zabuza. Ia marah? Tentu saja..
Karena murid yang ia sudah anggap sebagai anak kandungnya sendiri itu membawa musuh kedalam tempat persembunyianya. Dan yang lebih parahnya lagi, Haku mengatakan kalau ia sudah menceritakan alasan sebenarnya dibalik bergabungnya ketiga missing-nin ini ke tempat Gatou.
"Zabuza..kurasa Haku sudah mulai gila. Dia gila karena mempercayai musuh.." komentar Kushimaru yang saat ini sedang duduk didekat sebuah meja bundar dengan ocha yang dipegangnya.
"Aku serius Zabuza-sama, Kushimaru-sama. Mereka bisa dipercaya." Ucap Haku dengan nada penuh keyakinan. Entah dorongan apa yang membuatnya bisa dengan mudahnya mempercayai musuh mereka, khususnya anak berambut hitam spike yang sepantaran dengannya itu.
"Lalu, apa buktinya?" Tanya Zabuza balik.
Madara maju kedepan, menatap Zabuza dengan tatapan datarnya.
"Kami bisa mengalahkan Gatou malam ini juga dan..membantu kalian pasukan rebelion untuk memenangkan perang. Aku juga sudah dengar garis besarnya dari Haku tentang perang saudara di Kirigakure. Dan kalau boleh, aku akan mengajak temanku dan adikku ini untuk membantu." Jawab Madara dengan nada santai, namun dengan penuh keyakinan.
Zabuza yang mendengarnya tertawa meremehkan.
"Kalian? Anak-anak seperti kalian memangnya bisa mengalahkan Yagura dan pasukannya? Kami sudah berperang dengan saudara kami sendiri, Kirigakure selama bertahun-tahun dan selama bertahun-tahun itu, kedua belah pihak merasakan rasa sakit, dendam dan kehilangan karena kematian orang-orang yang dicintai. Kami justru mengharapkan akan ada seseorang yang bisa membantu kami. Tapi, kenapa harus kalian anak-anak kecil ? Apa kalian tidak sayang nyawa? Kalian mau mati muda memangnya?" Tanya Zabuza bertubi-tubi setelah ia menjelaskan apa yang ada dipikirannya.
Kali ini giliran Hashirama yang maju untuk berdebat dengan Zabuza.
"Kami tahu karena kami sudah merasakan seperti apa perang itu, rasa sakit dan kehilangan, dendam dan kebencian yang menggerogoti hati tiap-tiap orang yang kehilangan orang yang dicintainya. Seperti halnya perang di Kirigakure, kedua belah pihak juga pasti sudah lelah dengan perang berkepanjangan yang tidak ada habisnya, maka dari itu, kalian pasukan rebelion seharusnya bisa lebih mengerti dan menerima setiap orang yang mencoba untuk membantu kalian meraih kami ini hanya sebatas orang luar.." jelas Hashirama panjang lebar, mengeluarkan pendapatnya yang ada diotaknya.
Kushimaru yang mendengarnya pun segera berdiri dan mengambil pedang berbentuk jarum di samping mejanya dan menatap ketiga anak didepannya.
"Kapan kita menyerang markas Gatou?" Tanya Kushimaru to the point. Ia merasa sepertinya ia sudah bisa memberikan ketiga anak-anak itu sedikit kepercayaan darinya.
Naruto yang sedari tadi disuruh membuat rencana oleh Hashirama pun tersenyum.
"Malam ini dan aku sudah memikirkan sebuah rencana." Jawab Naruto dengan tatapan serius.
Srek!
Langsung saja Haku membentangkan peta lokasi dari area keseluruhan markas Gatou.
"Sesuai perkiraanku, masing-masing gerbang dijaga sekitar 200 pasukan samurai. Kita ambil bagian mudahnya saja, yaitu dua gerbang yang paling dekat menuju ruangan Gatou agar kita bisa mengambil hartanya.." ucap Naruto.
"Bagaimana kalau gerbang yang ini dan yang ini?" Tanya Haku sembari menunjuk gerbang bagian utara dan timur.
"Kau yakin kedua gerbang itu adalah kedua gerbang yang paling dekat dengan ruangan Gatou?" Tanya Madara sembari melirik Haku denfan tatapan bertanya. Haku mengangguk.
"Iya.. walaupun di peta, gambar gerbang bagian barat dan selatan itu paling dekat, sebenarnya kedua gerbang itu adalah gerbang terjauh untuk mencapai ruangan penyimpanan harta Gatou." Jelas Haku.
Zabuza yang mendengarnya pun mengangguk
"Haku benar. Dari informasi yang kudengar, ruangan rahasia Gatou berada di dekat dengan gerbang utara dan ruangannya itu berada di bawah tanah.. " jelas Zabuza.
"Tapi, kalau seperti itu, kenapa kita semua tidak melewati gerbang utara saja sekalian?" Tanya Kushimaru yang agak bingung.
"Karena jika kita semua menyerang dari arah utara, semua pasukan dari ketiga gerbang akan menghadapi kita semua di bagian utara dan bisa jadi penyerangan akan gagal.." Jawab Naruto. Sepertinya Naruto telah menjadi ahli strategi yang cukup baik.
"Baiklah, karena sudah diputuskan kalau kita akan melewati gerbang utara dan juga timur, maka kita akan bekerja dalam kelompok 2 orang. Kelompok pertama terdiri dari Zabuza dan Kushimaru. Lalu aku dan Naruto, dan kelompok terakhir, adalah Tajima dan juga Haku." Jelas Hashirama.
Naruto mengangguk dan tersenyum penuh arti. Madara dan Haku pun merona dan kemudian Madara memprotes Hashirama.
"Hei dobe, kenapa aku ditempatkan bersama bidadari-..upss.." Madara lagi-lagi keceplosan dan membuat Naruto tertawa sembari memegangi perutnya yang agak sakit.
"Hahahaha.. lihat Naru, Tajima memerah dan memanggil Haku-san bidadari..gyahaahaha" Hashirama ikut senang karena bisa menjahili kembali sahabatnya yang belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta itu.
"I-itu..aku tidak sengaja baka!" Teriak Madara lagi.
Zabuza dan Kushimaru hanya diam ditempat sembari melihat perdebatan tidak jelas antara dua bocah itu.
"Kau yakin mereka bertiga bisa mambantu kita?" Tanya Kushimaru. Zabuza pun faepalm mendengarnya.
"Entahlah, aku juga tidak terlalu yakin.." ucap Zabuza dan sedetik kemudian, ia menyadari apa yang sedang diperdebatkan oleh ketiga bocah itu.
"KAU MENYUKAI HAKU?"Teriak Zabuza membahana dan seketika ruangan itu menjadi sepi.
"Er.. mungkin itu jatuh cinta pada pandangan pertama.." Gumam Madara, namun masih dapat terdengar dengan jelas oleh Zabuza. Oke.. kenapa dirinya saat ini seperti seorang pria yang baru saja ketahuan pacaran diam-diam oleh orang tua dari pihak perempuan?.
"Tapi.. Hah..baiklah.. kalau begitu...kau harus menjaganya dengan baik.." Madara kaget saat mendengarnya. Zabuza merestuinya secepat itu? Dia bahkan belum pacaran dengannya, baru tahu nama sudah bagus. Ini belum pdkt, belum malmingan bersama dann sudah direstui?.
"Hah?" Madara membeo karena otak pintarnya masih belum meloading dengan baik maksud Zabuza.
"Aku yakin kau baru mengenalnya dua jam yang lalu.. tapi, aku akan mencoba mempercayakan Haku padamu, shinobi Konoha.." ucap Zabuza
"A-Aku.." Madara masih belum tahu mau berbicara apa. Tapi satu hal yang kemungkinan pasti, dirinya dan Haku telah direstui. Hashirama tersenyum menlihat kejadian didepannya. Akhirnya sahabatnya itu dapat merasakan apa yang namanya jatuh cinta itu dan sepertinya Haku adalah salah satu wanita yang beruntung dari sekian banyak wanita yang dapat memikat hati sang Uchiha Madara.
"Selamat ya temee~" ucap Hashirama sembari tersenyum penuh arti.
"Whoa! Selamat ya aniki dan juga kau Haku-neechan.." ucap Naruto sembari menyalami kedua pasangan yang baru jadi padahal belum jadian itu.
Haku yang baru saja disalami oleh Naruto, tiba-tiba saja merasa pening di kepalanya karena kejadian barusan yang terjadi didepan matanya dan ia merasa kalau tubuhnya sebentar lagi akan membentur tanah.
Brukh!
Haku yang tadinya memejamkan kedua mata onyxnya pun membukanya secara perlahan karena ia merasa tidak ada rasa sakit yang mengenai tubuhnya.
Onyx bertemu onyx. Mata onyx Madara bertemu onyx milik Haku. Haku yang ada dalam pelukan Madara pun langsung berdiri lagi dan memalingkan wajahnya karena malu, begitu juga dengan Madara.
'Sial sekali. Kenapa aku menjadi seperti ini sih?' batin Madara.
Ia sebenarnya merasa sedikit kasihan karena ketiga orang didepannya, khusunya Zabuza yang sudah merestuinya untuk menjalani hubungan dengan Haku pasti akan merasa dikhianati karena ia dan Hashirama menyembunyikan identitas aslinya. Tapi, mungkin saja suatu hari ia akan memberitahunya..iya..itu hanya kemungkinan..
"Baiklah.. ayo fokus kedalam misi dan kita bersiap-siap untuk menjalani misi malam ini.." ucap Hashirama.
"Ha'i!" Jawab mereka berlima serempak.
TBC..

Comments

Popular posts from this blog

Fanfic : The Uchisen Team chap. 1

Fanfic Naruto Milk Junkies A Mei Terumi Fanfic Chap 5

Tayangan Hiburan di Indonesia Yang Menampilkan Simbol Illuminati Group