Akatsuki Belanja
Title : Akatsuki Kuartet Belanja?
Rated : T
Warning : Akut
banget, Humor oneshot terpanjang yang pernah saya buat, untuk 70 tahun
keatas (?), agak kasar, EYD kurang diperhatikan disini *jujur, gua bukan tipe orang yang jago memperhatikan EYD disaat menulis Fic Humor*
Genre : humor
P.S : yang lagi bete, mendingan baca ini, dijamin makin bete (?) semoga terhibur *membungkuk 90 derajat* oh
iya, karena panjang, yang lagi males baca cerita panjang, mendingan di
save *maksa* dulu deh daripada maksain baca. Hwehwehwe..!
xXx(FujisakiFuun)xXx
Suatu
ketika, dirumah Itachi tertinggal sebuah lembar kertas penuh dengan
daftar belanjaan yang mana di dalam daftar itu tertulis sebuah pesan
'Itachi,
tolong gantikan mamamu belanja ya. soalnya mama ada urusan, ngebagiin
nomor Tog- ekh, Arisan nak.. hehehe.. OK deh, pulang nanti, belanjaannya
harus udah ada! -ancaman-'
Itachi melongo bentar, trus
mikir, "Kenapa nggak si Sasu Oon aja yang disuruh sih.. males banget…
ntar disupermarket ibu-ibu pada ngeliatin gua gara-gara disangka Orlando
Bloom versi muda lage…" sifat Narsicis nya masih tidak berubah.
Sayangnya, saat ini Sasuke sudah kabur dari rumah dan memilih untuk
nginep di rumah Naruto ketimbang belanja keperluan rumah yang banyaknya
nggak kira-kira. Kalau dilihat dari sini, sepertinya Sasuke lah yang
lebih pintar daripada sang kakak. Kau tau, kabur sebelum disuruh itu
sangat keren.. (?)
"Bhee.. Harus beli sayur juga?" Itachi makin depresi karena di dalam daftar belanjaan sayuran ada sebuah pesan,
'Beli sayurnya di pasar aja, soalnya lebih murah! Cepetan belinya! Ntar keburu layu kalo siang-siang!'
Nada
mengancam masih terpampang di secarik kertas yang panjang itu. mau
nggak mau, Itachi pergi ke pasar pagi ini, kemudian langsung ke
supermarket untuk membeli keperluan yang lain. Tak habis Ide, dia meng
Email kawan-kawannya untuk menemaninya pergi ke pasar. Tentunya kalau
dia mengetik kata 'Pasar', Deidara, Sasori, dan Hidan PASTI takkan mau
datang. Oleh sebab itu dia berbohong dengan Alasan,
'Temenin gua sama cewek gua nyari bikini yuk! Banyak cewek cantik lho.. sekarang'
Dan
bener aja, dalam 15 Menit Deidara dan Hidan sudah berada di depan rumah
Itachi. Kecuali Sasori yang datengnya agak ngaret, dengan tampang super
melas.
"eh bo'ol, mau aja lu ditipu Itachi, mana punya
dia cewek..? feeling gua sih kita digiring ke tempat yang nggak sedap
nih.." bisik Hidan yang sebenernya juga sama-sama Bloon karena
sempet-sempetnya percaya waktu Itachi bilang 'cewek gua'
"Ha? Bener juga ya.. kenapa lu sendiri juga dateng goblok!" balas Deidara yang lumayan nggak terima dikatain 'Bo'ol' sama Hidan.
"Jah.. gua…" Hidan mikir sebentar, "Eee.. ya gitu lah.." tuturnya pasrah, dengan kondisi wajah 'merasa-bodoh'
"Hadoh.. lu sendiri ngapain dateng Sas (Sasori)?" tanya Deidara yang memalingkan wajahnya ke kanan, tepat dimana Sasori berada.
"Ng..
di rumah, gua disuruh nyikat WC ama bersiin selokan. Nenek gue bawel,
mendingan ikut Itachi… yah, biarpun gue tau kalo dia lagi boong,"
"Lu…" ucap Deidara dingin, melirik Sasori dengan nista.
Di depan tempat yang dituju
"Woy,
Itachi… sebenernya kita mau kemana sih?" gerutu Deidara kesel, karena
pemandangan di depan matanya kini benar-benar nggak sedap. Sebuah pasar
yang begitu ramai plus bau khas yang samasekali tidak disukainya kini
merusak ke 5 INDERA miliknya.
"Liat sendiri juga tau.." tutur
Itachi datar, "Yok, masuk… pertama-tama kita ke bagian sayuran," ia
menarik kawanannya yang bener-bener berwajah terpaksa bin malas.
"Ck…
bisa-bisanya gua ditipu ama kacang keriput.. TIDAKKK!" Hidan
meronta-ronta seperti anak kecil saat diseret Itachi, namun hal itu
tidak merubah apapun, Hidan TETAP masuk kedalam pasar. Jujur saja,
Julukan 'Kacang keriput' dari Hidan sangat-sangat menyinggung hati kecil
nan polos (?) milik Itachi.
"Berisik ah, culun! Orang-orang pada ngeliatin tuh!" sembur Itachi agak gondok dengan edaran pasang mata yang memandangnya.
"Ape
lo kata? Gua kagak Culun, CULUN!" Hidan yang paling payah dalam
berdebat, cuman bisa membalikkan ejekkan Itachi ke pemiliknya.
"Halah… kolor!" teriak Itachi.
"Halah.. celana dalem!" Balas Hidan.
"Halah.. cangcut!"
"Halah.. sempak!"
"Halah… Beha!"
"Halah… tali cangcut!"
"Halah…
Sem-EmmmpH!" Deidara membekap mulut Itachi, "Malu-maluin aja lu! Kenapa
ngadu mulutnya harus ngomongin barang dagangan lu sih! Udah ayo pergi!"
kali ini Itachi yang diseret Deidara. Sementara Sasori nyeret Hidan.
Wajah Itachi dan Hidan sama-sama berkerut dan menyembulkan urat-urat.
Satu kata : SULIT DIPERCAYA Akatsuki Kwartet seperti ini *itu satu Kalimat Fuun!*
Di tempat bagian Sayur
"Kolnya berapa mas?" tanya Itachi yang mulai berbelanja.
"10 Ryo satu bang," balas sang penjual yang membuat Itachi agak berdecak sebal, 'Sialan, emang tampang gua kayak abang-abang apa!'
"Yaudah
kagak jadi beli.." Itachi berpaling, namun sang penjual nggak habis
pikir, "Ah! Kayaknya saya pernah liat adek di Tipi! Mirip banget sama…
Justin Bieber!" semburnya Goblok. Mirip dari mane?
"Jah… muji juga
nggak gitu-gitu juga kali! Yaudah, beli dah kolnya dua," tutup Itachi
yang membuat si penjual mulai membungkus kol yang dipesan. Sebenarnya,
ada rasa menyesal juga karena telah memuji Itachi namun, hasil yang
diperoleh tidak sepadan (?)
"Sas, lu deh yang nego… gua yakin ntu
ibu-ibu bakal ngasih harga miring. Sana!" Itachi mendorong Sasori ke
tempat penjualan timun, bawang, cabe, de el el. Dia tahu, Sasori
memiliki potensi dan tampang yang menjual sebagai cover boy tahun 2010SM
(?)
"Udah nyuruh kagak sopan lage.. gua cium mampus lu…" ucap
Sasori, yang kemudian berlalu pergi ke tempat sang penjual cabe. Itachi
cuman bisa sweatdrop.
"Anu.." baru kata 'anu' yang keluar dari bibir Sasori, namun sang ibu-ibu sudah menjerit.
"Nakkkk! Ambilin ibu bantalll!" teriak sang ibu orochimaru *Anjrit!* kepada anaknya Jiroubou (?).
"Apa
sih bu..! buat apaan bantal?" sambut anaknya yang rada gedek gara-gara
diteriakin pake toa padahal dia itu ada di samping ibunya PERSIS.
"Ibu
mau pingsan~" sembur Ibunya konyol, Sasori udah eneg ngeliatnya,
Jiroubou merasa malu karena ulah Ibunya Orochi, dan Itachi mulai gedek
nungguin Sasori yang lumayan lama.
"Lama lu Cebong!"
"Aaa… Curut!"
"Halah.. Tapir!"
"Aaa.. Babon keriput!"
"Halah… Monyet renang!"
"Aaa.. dubur kuman!"
"Halah… Mmmpph!" Itachi dibekep lagi sama Deidara, "DIEMMM! Sasori cepetan!"
'Sabar… Sasori..' dengan
kemampuannya yang dapat menahan perasaan, Sasori dapat mengembalikkan
wajahnya ke tempat semula dengan mudah a.k.a senyum palsu,
"Jadi semuanya berapa bu?" tanya Sasori dengan mata puppy eyes super ultra Angel smile no jutsu nya.
"Setengah dari harga biasa!" jerit sang ibu dengan mata lope-lope, sang anak melongo kaget, Sasori nyengir setan.
"Arigatou…
nona manis.." ucap Sasori sok muji, namun bener-bener membuat
Orochimaru tepar, dan sang anak kesel setengah hidup, "MATE AJA LO!
KAGAK USAH DATENG LAGE KE TOKO GUA!"
"Halah… kutang banci," Sasori mulai lagi, namun sebelum Jiroubou benar-benar meledak, Deidara mencairkan suasana (Dikit)
"Sssstt!" cowok berambut panjang kuning itu berdesis ke arah Sasori,
"Emm.. Sorry, sorry bang… maaph in temen saia , dia rada-rada stress.. kami permisii,"
lanjutnya bicara kepada si anak.
lanjutnya bicara kepada si anak.
Di Pasar bagian tahu, Daging dan Mie
"Yaa… lu ngebantuin gua tapi kagak usah pake ngatain gua kali.." Sasori cemberut, tapi mukanya tetep Kiyut.
"Udah
bagus gua bantu! Lumayan kan, daripada Lumanyun!" entah kenapa di acara
berbelanja ria ini, Deidara lah yang paling memengang kendali.
"Kalo lu merasa jago, sana gantian lu yang belanja, beli tahu 3 kotak,"
"Oke!"
sambut Deidara membalas ucapan Itachi dengan mantap. Saking seriusnya,
sampe-sampe dia nggak sadar kalo lagi dimanfaatin sama temannya yang
berambut hitam ini.
"Bang! Tahu 3 kotak!" teriaknya keras,
"Woy! Lu mau belanja ato ngajak Tawuran?" si abang penjual yang gampang tersinggung ini langsung meledak tanpa aba-aba.
"Weits,
selaw bang.. hehehe… saya mau beli tahu 3 bang," Deidara yang masih
pengen idup (?) langsung saja memelankan suaranya dan bersikap sesopan
mungkin
"Nih! Sungkem ke gua lu!" ucap si penjual yang memberikan kantong plastik isi tahu dan menyuruh Deidara untuk mencium tangannya.
'CUPP'
Deidara beneran cium TANGAN! WTF?
"Saya permisii bang…" setelah pamit, Deidara langsung ngibrit secepat Sonic
Bagaimana
mungkin Deidara tidak takut? Penjual tadi berotot besar, lebih tinggi
daripada Deidara, dan JAUH lebih sangar darinya. Namun, si cowok
berambut panjang itu tidak menyadari kalo penjual tahu barusan adalah,
seorang LEKONG.
"Jahhhh! Nyesel gua sempet kicut ke ntu
abang-abang! Mana gua tadi cium tangannya lagi! SHIIT!" setelah melihat
gerak gerik abang-abang yang barusan itu seperti banci, Deidara nyaris
saja melemparkan tahu yang dibelinya tadi ke arah si Bences, namun hal
itu keburu dicegah oleh Itachi,
"Gile lu! Tahu gua tuh! Enak aja
lu buang-buang!" dengus bocah Uchiha itu nggak rela. Setelah sekian lama
bergelut di pasar, akhirnya mereka kembali ke rumah Itachi.
xXx(FujisakiFuun)xXx
"Yakkk!
Akhirnya selesaaaiii!" Hidan sujud Sukur, Deidara langsung ngibrit ke
WC, sementara Sasori nyariin makanan karena merasa lapar.
"Sampah
bilang udah selesai? Selanjutnya ke Supermarket…" suara menggelegar
Itachi barusan membuat wajah ketiga kawanannya itu PERSIS seperti
lukisannya Picasso, 'ABSTRAK'
"APA?"
Mau nggak mau, mereka betiga TERPAKSA melanjutkan acara berbelanja nista yang diselenggarakan oleh Itachi ini (?)
xXx(FujisakiFuun)xXx
Di
perjalanan menuju Supermarket, Itachi, Deidara, Sasori, dan Hidan jalan
Kaki (kalo dikira-kira dari kebun jeruk sampe bunderan HI huahaha!)
sampe-sampe ngucur keringat darah, kencing batu (?). Saking kere nya,
keempat Akatsuki Kuartet ini pada nggak sanggup beli Bensin buat motor
mereka sendiri! entah koret atau Kere? Akatsuki memang nggak pernah
jelas.
"Anjrit! Ini sih bisa mati muda gue! Masih jauh nggak sih?"
keluh Hidan yang rambut klimisnya mulai pada kering. Apalagi, krim
penghalus rambutnya abis.
"Be-bentar lage… hosh, Sa-sampe.." Itachi mulai engap, keringetnya bisa dijadiin kolam paus (!)
"Dei,
l-lu kan punya bu-burung gede… ke-keluarin jurus lu dong," Sasori yang
kurang ekspresi ini mulai memancarkan wajah lelahnya.
"Jah!
Ka-kalo bisa, udah gua keluarin dari tadi... ma-masalahnya si Fuji kagak
ngijinin soalnya, I-ini bukan cerita Nin-nja," jawab Deidara pasrah,
setengah ngos-ngosan.
"Y-ya, goblok lu… kan lu bi-bisa Ingkar sama ntu Author gila," kali ini Itachi yang membuka suaranya lagi.
"Ka-kagak bisa Sedotan WC! Si Fuji ny-nyegel kekuatan Gu-gua.. kan, lu pa-pada juga nggak bisa ngeluarin Ju-jurus kan?"
"I-iya juga ya…" keluh ketiganya semakin pasrah.
Namun,
tak lama kemudian sebuah mobil jaguar putih mengkilap berhenti
disamping mereka. Sedikit harapan timbul di hati kecil nan polos milik
keempat bujang lapuk *Smack!* maksudnya, bujang ganteng (?) ini.
'Semoga nih mobil bisa jadi tebengan gua!' seru keempatnya dalam batin.
Ketika kaca mobil dibuka, terpampanglah wajah seorang kakek-kakek *Smack!* om-om berambut putih panjang dengan badan besar. Diketahui, orang itu adalah hakim agung di Indonesia (?) Jiraiya.
"Ossu! Saya mau tanya nak, restoran -pip- kira-kira
ada dimana ya? hari ini saya mau ketemu sama seseorang di tempat itu
tapi nggak tahu pasti lokasinya," seru om Jiraiya semangat 45.
Sebelum menjawab, mereka berunding membentuk lingkaran berempat.
"Cuy! Restoran Ntu kan di sebelah supermarket yang kita tuju!" seru Hidan kegirangan.
"Yoi
cuy! Pokoknya, kita harus dapet tebengan! Gua udah muak jalan kaki!"
teriak Itachi membalas. Dengan aba-aba, mereka berempat berbalik badan
menghadapi om-om gendut *Kaboom!* hakim agung itu dengan sikap SEBAIIK mungkin.
"Om,
itu Jiraiya-san ya? hakim agung kan? Ya kan? Dipelajaran PKN saya ada
nama anda disitu!" seru Deidara yang paling pinter muji angkat suara
pertama kali.
"Oh iya dek! Haha…! kamu tau om juga ternyata," semburnya dengan suara tawa menggelegar.
'yaiyalah terkenal, lu kan pernah ketauan korupsi bego!' sementara batin Deidara berkata lain.
"Oh iya, restoran -pip- nya
berada di jalan x, pertigaan dari sini, trus belok kanan, ada
perempatan belok kiri. Lagipula setelah belok tempatnya juga akan
kelihatan karena memiliki palang besar," sambut Itachi dengan nada ala
pemandu wisata.
"Oh disitu ya, makasih ya dek! Entah bagaimana saya harus membalas kalian semua,"
Keempatnya
nyengir lebar, nyaris mirip wajahnya spongebob, "Nggak usah repot-repot
om. Kita semua tahu restoran itu, soalnya sekarang kami mau ke
supermarket yang ada disebelahnya," ucap Sasori dengan senyuman
malaikatnya.
"Oh, ya sudah kalau begitu, saya permisi dulu," balas
Jiraiya pergi tanpa belas kasih. Mobil jaguar putihnya itu kini
berjalan menjauhi kumpulan Akatsuki kuartet.
"SOMPRET! Dia bego atau sengaja kagak peduli?" Itachi ngamuk besar. Susah payah dia bersikap baik, tapi benar-benar diabaikan.
"Nggak peka banget sih, om-om mesum itu…" sementara Sasori merasa sia-sia memaparkan senyum terbaiknya.
"ArrggH! Kalo nanti ketemu lagi, kita 'Bunuh'
aja tuh orang! SIAL!" Deidara menendang kerikil ke tengah jalan. Dan
menyebabkan sebuah ban mobil kuning bocor karena melindas kerikil yang
ditendang Deidara, truk tronton oleng karena mobil kuning yang bannya
bocor berhenti mendadak, dan 2 mobil BMW terpeleset hingga terbalik di
tengah jalan raya, gara-gara itu, akhirnya 3 mobil terkena imbas dan
saling menabrak hingga membuat keadaan jalan raya menjadi macet total.
"Buset!"
Hidan melongo, Deidara H2C, Itachi ngajakin kabur, dan Sasori nyaris
saja menyebut namanya Deidara saat si pemilik mobil kuning bertanya
siapa yang meletakkan kerikil tajam di tengah jalan.
"Psst! Cepetan kabur!" dengan segera, keempat pria tampan namun koret bin Kere itu berhasil melarikan diri dari tempat kejadian.
30 Menit berlalu, Akhirnya mereka Sampai di Supermarket.
"Yaah,
seenggaknya nih supermarket nggak seburuk di pasar tadi. Ngadem bentar
yok," ajak Hidan yang mulai melangkahkan kakinya ke tempat yang
berlainan arah dengan tujuan. Namun, keburu di cegah Itachi.
"Woy!
Bentar lage malem neh! Belanja dulu! gua bisa mati di sambit kalo
ketauan belom selesai belanja sampe sekarang!" Itachi mulai panik, dia
belum mau mati kalo belom ketemu Ashley Tisdale, jalan-jalan ke
Perancis, dan punya anak 5.
Akhirnya mereka mulai berbelanja lagi.
"Odol,
sabun, sama Shampo ya," Itachi berkali-kali mengecek daftar
belanjaannya dan mencari tempat dimana barang-barang belanjaannya
berada.
"Bagian odol disono! Disono!" tereak Deidara norak, sambil
nunjuk-nunjuk dan nyengir-nyengir nggak jelas. Itachi, Sasori dan Hidan
keburu ngilang dan pura-pura nggak kenal dengan Deidara,
Kacang lewaaaat~!
xXx(FujisakiFuun)xXx
"Kornet,
Hmm.. Selai kacang, Roti, Ng.." Itachi masih sibuk membaca daftar
belanjaan, sementara teman-temannya pada asik sendiri.
Deidara sibuk ngeliatin Hairdryer
warna kuning ke oranye-an yang menjadi incarannya sejak lama, Hidan
ngeliatin krim pelembut rambut seharga ratusan ribu, sementara Sasori
lagi asik ngeliatin berkotak-kotak Es Krim yang terletak di dalam 3 buah
pendingin didekat tempat Nuget, sosis, baso, dan Sushi.
"Bagus banget neh Hairdryer, bentar lage lu jadi milik gua," Deidara ngidam
"Anjrit! 500rb krim apaan? Wah, tega bener nih yang jual?" Hidan esmosi
"Wew, Es saus Stroberi versi baru, muncul! Beli yang batangan atau yang kotak ya?" sementara Sasori masih menimbang-nimbang.
"Woy.." Itachi mencoba memanggil teman-temannya.
-No respon-
"Hei, kalian… bantuin gua,"
-No respon again-
"Sasori,
Hidan, Deidara! Gua nangis nih!" seru Itachi manja. Sesaat, ketiga
temannya menatap bocah Uchiha itu dalam-dalam, kemudian mengutarakan
kalimat sedingin api (?)
"Nangis aja, kagak peduli gua," Itachi beneran nangis! -ralat- Itachi nyamperin mereka satu persatu dan menariknya sekuat tenaga,
"Weits,
Se-selaw Itachi…" Deidara H2C (lagi). dia tahu, kalau sahabatnya yang
satu ini ngamuk, pasti kesialan bakal berdampingan dengannya. (padahal
udah sial dari tadi)
"Dei! Lu cari deodoran 2, parfum merek X 1,
sama Parfum merek Y 2!" seru Itachi mendelik tajam kearah sahabatnya
yang pecinta manga ini, "Trus lu Sas! Cari bumbu-bumbuan, nih
Daftarnya!" Itachi memberikan daftar yang baru saja dicatat ulang *Rajin amat mbak* kepada
Sasori, "Sedangkan lu Dan! Pilihin 5 sempak yang bahannya bagus sama
kutang buat emak gua 3!" Hidan melongo, dan sempat berdebat sekilas
dengan Itachi.
"Gila lu! Bagian gua kok, yang kayak begituan!
Ogah!" Hidan sempet manyun sebentar, namun ekspresinya yang satu ini
nggak bertahan lama, Itachi memberikan super-ultra-death-glare-with-storm (?) kepadanya.
"Dari
tadi lu yang belom ngebantuin gua sama sekali! Yaudah, semuanya
Pergii!" dengan serentak, ketiga orang yang disuruh Itachi itu nurut dan
beneran nyariin apa yang Itachi minta.
Who's the big boss, Kalimat itu tertanam dalam-dalam di benak Itachi. Dia jalan dengan PeDe nya, serasa supermarket milik sendiri (?)
Nggak lama kemudian mereka bertiga plus Itachi selesai dengan kegiatan berbelanjanya,
"Semuanya udah dikumpulin?" tanya Itachi yang mulai mengecek barang-barang yang ada di Troli nya.
"Puas
lu? Gua tadi ketumpahan minyak nyongnyong gara-gara nyenggol ntu minyak
waktu lagi ngambil merek parfum yang lu minta," Deidara curhat 5 detik.
Badannya bau nggak sedap.
"Lu mending, gua tadi dikerjain ama
nenek-nenek. Gara-gara nggak sengaja nyenggol dia, gua disangkain mesum,
mana dia teriak-teriak lagi. sial!" Sasori merasa paling rugi di
supermarket kali ini.
"Halah! Lu semua nggak ada apa-apanya. Gua
tadi di ketawain gara-gara beli pakaian dalem emak-emak, lu kagak tau
gimana perasaan gua saat itu! Hiks!" Hidan nahan malu.
"Yaelah,
gitu-gitu kan lu bertiga pada amal karena ngebantuin gua.. dah, jangan
banyak congor, bantuin gua pindahin semua barang-barang yang ada di
troli ke meja kasir," jawab Itachi nggak peduli. Temen-temennya pada
NGGAK PUAS dengan jawaban Itachi.
"Yak, semuanya 300.000 Ryo," Itachi memberikan kartu kredit milik ibunya kepada si penjaga kasir.
"Maaf, kartu kredit anda tidak memiliki saldo," Itachi mangap, melongo, jantungnya mendadak berhenti.
"APAA?" mau nggak mau, ia terpaksa bayar patungan bareng temen-temennya.
xXx(FujisakiFuun)xXx
"SIAALLLL lu! Besok pokoknya bayar ya utang lu ke gua!" teriak Deidara, dan Hidan. Sementara Sasori nyumbang Death Glare.
Untung aja, sekoret-koretnya mereka, masih mau bayar 300.000 ryo
bareng-bareng. Rasa solidaritas diutamakan. Tapi, gara-gara ini, Sasori
jadi batal beli es krim. Gondoknya Double. Sementara Deidara nangis kejer, karena dia terpaksa mulai nabung dari nol lagi untuk membeli Hairdryer. Dan Hidan? Hmm.. dia cuman menangisi uangnya yang 75.000 Ryo itu.
"Iya,
iya.. gua bayar! Tenang aja sih, itu kan salah emak gua…! Ngasih kartu
kredit nggak ada saldonya, jangan salahin gua dong! Gua aja ikutan
apes!" Itachi juga kena sial. Ia terpaksa batal buat membeli majalah
favoritnya yang baru aja terbit bulan itu.
Semuanya cuman bisa
mingkem. Meskipun Itachi bilang bakal nebus utangnya, tetep aja, pasti
kalo nggak dibalikkin dalam jangka waktu yang SANGAT-SANGAT lama, Itachi
nyicil dari 500 Ryo-an. Semuanya bisa maklum, tapi tetep aja nggak
terima.
"Huhuhu! 75.000 Ryo-ku melayaang!" sepanjang perjalanan mereka berempat cuman meratapi nasib.
Dan KEBETULAN, ketika mereka berempat keluar dari supermarket, Itachi, Sasori, Hidan dan Deidara ketemu lagi sama om-om cabul *Smack!* Om Jiraiya yang juga baru aja keluar dari restoran.
"Bagus!
Gua mau melampiaskan kesialan gua kali ini!" mereka berempat
berbondong-bondong menghampiri Jiraiya, dan memasang tampang spoky kearahnya,
"Hei
kau, Pak Hakim! lebih baik kau antarkan kami berempat pulang kerumah
kami sekarang kalau tidak, kami akan membongkar semua rahasia bapak
selama di dalam gedung restoran itu!" tutur Itachi yang mulai
menggertak, Jiariya cuman bisa panik.
"Lagipula, tadi kan kau
belum membalas jasa kami yang telah menunjukkan letak restoran ini! Ayo
cepat!" sambung Deidara yang mulai berapi-api.
Jiraiya
tersudutkan, Itachi menggertak orang yang tepat, "Ee, Sabar semuanya…
sabar… baiklah, akan saya antar, tapi tolong jangan bocorkan rahasia
saya ya! Pliss!" Jiraiya memohon ala remaja.
Keempat orang itu akhirnya diantar pulang sampai ke rumah.
19.00 PM
"Itachi kok lama banget sih?" ternyata Mikoto sudah pulang lebih dulu daripada Itachi.
"Eeh,
habis… Supermarketnya jauh.. oh iya! kartu kredit yang Kaa-san kasih
saldonya Nol! Kaa-san gimana sih?" Itachi balik nyerang.
"Eeeh, maaph ya.. tadi kepaksa mama pake buat arisan. Hehehe.. besok deh, mama balikkin uang kamu,"
"plus bunga ya?" Itachi licik, mencoba negosiasi dengan nyokapnya sendiri.
"ANAK KURANG AJAR!"
"Becanda Kaa-san," balas Itachi dengan tampang cool nya.
"Dasar kamu ini.. Lagipula, sejauh apa sih supermarketnya? Kok kamu bisa-bisanya pulang sampe selarut ini?"
"Lho? Carrefour kan?" jawab Itachi yang balik nanya.
"Hah? Kenapa jauh-jauh! Di perempatan jalan deket rumah kan ada Alfamart," Itachi melongo mendengar ucapan Ibunya,
"Tapi… ya sudahlah, sini belanjaannya," kali ini mulutnya mangap, sampe dimasuki lalet ijo.
"Makasih
ya nak, Fuh.. belanjaan bulan ini tidak perlu dikhawatirkan lagi,"
Mikoto berlalu sambil bersiul-siul riang, sementara ia tidak
memperhatikan betapa sengsaranya wajah Itachi saat itu.
"THEEDAAAAAAK!"
BLUGH!
Romeo pingsan, tapi Julietnya siapa ya?
Owari~!
Ossu = sapaan yang digunakan oleh seorang cowok kepada sahabat cowoknya yang terdekat. Dengan kata lain, Jiraiya sok akrab saat itu.
Gedek = temen gua yang orang sunda suka ngomongin kata-kata itu. kira-kira artinya kesel.
Tebengan = transformasi dari kata nebeng (tau kan? Masa iya kagak tau nebeng)
Ryo = Mata uang di anime Naruto LOL
Koret = pelit
Ngaret = telat (jaga-jaga kalo ada yang ga tau xDD)
Sweatdrop = pokoknya
yang bikin seseorang keluar keringat tapi gara-gara kebodohan kawannya
atau gara-gara ngeliat kebodohan seseorang. Soalnya gua ngeliat dari
kata Sweat dan drop. haha (kalo salah, tolong diperbaiki)
Comments